Hidayatullah.com–Sebuah kapal Turki yang membawa bantuan untuk Gaza telah tiba di Israel, satu minggu setelah Turki dan Israel setuju untuk memperbaiki hubungan yang memburuk setelah serangan mematikan Israel pada rombongan bantuan Turki di tahun 2010.
Kapal kontainer berbendera Panama, Lady Leyla telah berlabuh di pelabuhan Ashdod pada Minggu sore setelah berangkat pada Jumat, demikian kutip Aljazeera, Senin (04/07/2016).
Muatan kapal tersebut akan segera dibongkar muat, diperiksa dan dikirim ke wilayah Gaza yang telah berada di bawah blokade Israel dan telah diguncang tiga perang dengan Israel sejak 2008.
Kapal tersebut membawa 11.000 ton suplai termasuk paket makanan, tepung, beras, gula dan mainan, agensi berita Anadolu melaporkan. Bantuan itu diharapkan mencapai Gaza dalam beberapa hari.
Erdogan: Suplai 14.000 Ton akan Dikirim dari Turki ke Gaza Sebelum Idul Fitri
Turki mulanya mendesak dicabutnya blokade Israel atas Gaza sebagai bagian dari negosiasi normalisasi hubungan, tetapi Israel menolak.
Akhirnya kesepakatan itu tercapai dengan memperbolehkan Turki untuk mengirim bantuan melalui Ashdod daripada langsung menuju kantong-kantong penduduk Palestina.
Israel mengatakan bahwa blokade itu dibutuhkan untuk mencegah Hamas, kelompok Palestina yang memimpin di Gaza, menerima material yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Tetapi pejabat PBB telah meminta blokade tersebut agar dicabut, karena memburuknya kondisi di wilayah tersebut.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang mengunjungi Gaza pada Selasa, menyebut blokade tersebut “hukuman kolektif”.

Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki memiliki hubungan baik dengan Hamas, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menjadi pendukung vokal pergerakan Palestina.
Turki dan Israel dulunya merupakan sekutu regional, tetapi hubungan mereka memburuk pada 2010 ketika komando Israel membunuh 10 aktivis Turki dalam sebuah serangan pada rombongan kapal bantuan yang ingin menembus blokade Gaza.
Di bawah struk kesepakatan rekonsiliasi minggu lalu, Israel akan membayar 20 juta dollar sebagai kompensasi pada keluarga mereka yang terbunuh.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mempromosikan keuntungan ekonomi dari membaiknya hubungan, tentang negosiasi pembangunan saluran pipa ke Turki untuk mengekspor gas alam, dan kebutuhan untuk mendapatkan sekutu di Timur Tengah.
“Sejumlah kecil bantuan ini yang datang dari Turki sangatlah perlu diapresiasi, tetapi hal yang paling penting bagi rakyat Gaza ialah kebebasan, harapan dan proses baru untuk mengakhiri penderitaan dua juta rakyat Palestina,” Amjad al-Shawa, direktur Jaringan Palestina Non-Pemerintah, mengatakan pada Aljazeera dari Gaza City.
“Kami mengharap Turki untum menekan Israel – melalui hubungan mereka yang baru saja pulih – untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan mencabut blokade tidak manusiawi ini.”
Keluarga empat tentara Israel yang dinyatakan terbunuh atau hilang di Gaza memprotes bahwa kesepakatan Turki-Israel menyebabkan salah satu orang tersayang mereka kembali ke Israel.
Beberapa saudara dan pendukung keluarga tentara itu memprotes kesepakatan tersebut di luar pelabuhan Ashdod pada Ahad.*/Nashirul Haq AR