Hidayatullah.com–Parlemen Arab hari Selasa menolak UU sponsor keadilan melawan terorisme (the Justice Against Sponsors of Terrorism Act/JASTA) yang baru-baru ini disahkan oleh Kongres Amerika Serikat. Mereka menekankan bahwa UU baru itu melanggar prinsip dan hukum internasional.
Di dalam pertemuan yang digelar di Sharm Al-Sheikh dan diketuai oleh orator Ahmed Al Jarwan, para anggota Parlemen Arab meminta dibuatnya UU bersama Arab-Afrika yang dapat meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat atas kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan pada negara-negara Arab dan Afrika.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada awal sesi, Parlemen Arab mendesak Kongres AS untuk mencabut UU baru tersebut, yang akan berakibat negatif terhadap hubungan internasional, demikian kutip Emirates News Agency – WAM, Kamis (13/10/2016).
Para anggota Parlemen Arab juga mendiskusikan sejumlah masalah politik, hukum, sosial dan ekonomi yang disebut oleh empat komite relevan Parlemen Arab.
Selama pidato pembukaan, Jarwan menyebutkan bahwa masalah Palestina akan tetap menjadi “masalah yang sangat penting,” dan menekankan diakuinya secara internasional hak-hak rakyat Palestina atas penjajahan Israel dengan mendirikan Jerusalem sebagai ibu kota.
Dia juga menegaskan kembali dukungan Parlemen Arab kepada koalisi pimpinan Saudi yang berupaya mencapai keamanan, stabilitas dan rekonstruksi di Yaman.
Terhadap masalah Suriah, Jarwan menegaskan fakta bahwa tanggung jawab hukum dan kemanusiaan membuat masyarakat internasional untuk segera turun tangan menyelamatkan penduduk Suriah, yang terancam nyawanya atau terpaksa bermigrasi.
Pembantaian setiap hari di Aleppo oleh Rezim Bashar memunculkan pertanyaan akan “hati nurani warga dunia,” kata dia, mendesak masyarakat internasional untuk menerima tanggung jawab etis dan kemanusiaan terhadap rakyat Suriah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain itu, pembicara Parlemen Arab itu juga menegaskan dukungan terhadap rakyat Libya dalam upaya mereka berdialog, rekonsiliasi dan penyelesaian krisis untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas negara mereka.
Yang terakhir, mereka juga kembali menyatakan dukungan negara Arab terhadap rakyat Iraq dalam pertempuran mereka melawan teror, dan menegaskan pentingnya kesatuan dan kedaulatan wilayah Iraq.*/Nashirul Haq AR