Hidayatullah.com–Ribuan orang berdemonstrasi di Ibu Kota Rabat, Maroko untuk mengungkapkan rasa sedih dan simpati terhadap kematian seorang penjual ikan.
Kematian tragis, Mouhcine Fikri diduga dibunuh aparat di Kota Al-Hoceima hari Jumat tatkala berusaha memungut kembali ikan-ikannya lalu memicu kemarahan netizen.
Kemarahan yang pada awalnya diungkapkan melalui media sosial berubah menjadi lebih panas, ketika orang banyak mulai berkumpul dan mengadakan demonstrasi di Rabat, demikian lapor BBC.
Kematian Fikri mengingatkan kembali kepada kisah kematian seorang penjual buah-buahan yang berasal dari Tunisia pada 2010 yang menjadi salah satu pemacu munculnya gelombang Arab Spring di Timur Tengah.
Dalam hal ini, Raja Maroko Mohamed telah memerintahkan para pegawainya untuk mengunjungi rumah Fikri.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri dan Kehakiman juga berjanji akan melakukan investigasi mendalam sehubungan insiden itu.
“Tidak seorang pun yang bisa melakukan perlakuan seperti itu (merujuk kejadian itu),” kata Menteri Dalam Negeri Mohamed Hassad.
Sebelumnya dalam kejadian Jumat lalu, polisi Maghiribi dilaporkan telah merampas dan menghancurkan ikan todak milik Fikri atas alasan ia telah melanggar jadwal menangkap ikan.
Dalam pada itu, video yang tersebar di media sosial menunjukkan, Fikri melompat ke bagian belakang truk sampah untuk mengambil ikan-ikannya, sebelum tubuhnya kemudian dihancurkan oleh ‘compactor’ yang berfungsi memampatkan sampah itu terpercaya sengaja dilakukan oleh pihak polisi.
Insiden yang merenggut nyawa Fikri mengingatkan pada apa yang terjadi di Tunisia. Pada 17 Desember 2010, seorang penjual sayur berusia 26 tahun, Mohamed Bouazizi nekat membakar diri karena barang dagangannya disita polisi.
Mohamed Bouaziz sempat menjalani perawatan di rumah sakit, Bouazizi meninggal dunia pada 2 Januari 2011.
Bouazizi adalah wajah rakyat Tunisia yang menderita di negara yang dilanda krisis di mana yang miskin ditindas dan kaum elit hidup mewah.
Kisahnya membangkitkan kemarahan rakyat atas penguasa. Demonstrasi meledak, rakyat turun ke jalan menuntut Ben Ali turun.
Pada 14 Januari 2011, Ben Ali yang tak lagi dipercaya rakyat itu pun diam-diam lari ke Arab Saudi bersama keluarganya. Revolusi kemudian menyebar ke Mesir, Libya, dan negara-negara di Jazirah Arab lainnya.
Polisi menyita sekitar 500kg swordfish atau ikan todak yang dijual Fikri karena masa-masa itu bukan saatnya untuk menangkap ikan tersebut, seperti dilaporkan media Maroko.*