Hidayatullah.com—Para pakar kehidupan alam di Bermuda mendesak agar orang tidak memunguti batu dari tanah untuk disusun-susun lalu diambil gambarnya, sebab hal itu dapat menggangu habitat hewan yang hidup di sekitarnya.
Tingkah polah orang latah dan berlomba-lomba menyusun bebatuan tersebut merupakan masalah yang semakin sering terjadi di kawasan lindung Spittal Pond Nature Reserve. Kawasan alam itu adalah rumah dari Bermuda skink (jenis kadal kecil berkulit lembut dengan anggota tubuh berukuran pendek dan nyaris tak terlihat), salah satu hewan langka yang dilindungi.
Kawasan lindung adalah habibat penting untuk keberlangsungan hidup hewan tersebut dan masa depan Pulau Bermuda, kata Andrew Dobson, ketua Bermuda Audubon Society, seperti dilansir BBC Kamis (8/12/2016).
Aksi susun batu marak dilakukan pelancong di berbagai belahan dunia dan sebagian menganggapnya sebagai seni. Foto bebatuan yang disusun sedemikian rupa banyak bertebaran di internet. Aksi tangan-tangan usil itu mendapat kecaman dari US National Park Service, lembaga cagar alam Amerika Serikat, yang menyebutnya sebagai “vandalisme”.
Di Bermuda, kegilaan orang untuk menyusun bebatuan itu, menurut Dobson, marak sejak 9 bulan lalu. Bongkahan-bongkahan batu kapur alam diambil orang dari karang-karang di pesisir pantai.
“Dengan adanya perubahan iklim, Bermuda mengalami badai yang lebih sering dan lebih kuat. Erosi akibat badai-badai itu saja sudah cukup serius tanpa ditambah erosi tak diinginkan akibat perbuatan manusia,” kata Dobson kepada BBC.
Aksi tumpuk batu itu tidak hanya menjadi kabar buruk bagi kadal-kadal di Bermuda. Bebatuan yang diambil dari alam juga merusak habit burung-burung laut yang biasa membangun sarang di sela-sela bebatuan.
“Ungkapan ‘jangan ambil apapun kecuali kenangan, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak tapak kaki’, tepat digunakan di sini,” kata Letkol William White, ketua Bermuda National Trust, yang meminta khalayak tidak mengusik bebatuan di alam.
“Alam membutuhkan waktu ribuan tahun untuk berevolusi dan kita harus berusaha keras menjaga agar tidak mengusik evolusi itu saat kita menikmati (pemandangan alam) sekitar,” kata White.*