Hidayatullah.com—Seorang pria berkewarganegaraan Turki Omer Guney meninggal di sebuah rumah sakit di Paris hari Sabtu (17/12/2016) karena sakit otak, satu bulan menjelang persidangan kasus pembunuhan yang didakwakan kepadanya digelar.
Guney adalah satu-satunya tersangka pembunuhan tahun 2013, yang mana tiga wanita aktivis Kurdi ditemukan tewas ditembak di sebuah kawasan di ibukota Prancis.
Ketiga korban tersebut adalah Fidan Dogan (28), Leyla Soylemez (24) dan Sakine Cansiz salah seorang pendiri Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Mayat ketiga perempuan itu ditemukan di kantor Pusat Informasi Kurdi yang terletak di Distrik Ke-10, Paris.
Guney membantah terlibat dalam pembunuhan itu, meskipun otoritas Prancis mengatakan bahwa mereka memiliki rekaman kamera pengawas yang menunjukkan pria Turki itu memasuki tempat kejadian perkara, berikut bukti DNA dari jaketnya.
Sejumlah sumber mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa Guney adalah seorang berkebangsaan Turki yang ditugaskan menginfiltrasi PKK guna memata-matai kelompok itu. PKK adalah organisasi orang-orang Kurdi di Turki yang dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Ankara dan Amerika Serikat.
Pihak penyidik Prancis juga mengatakan bahwa mereka mencurigai MIT, badan telik sandi Turki, terlibat dalam pembunuhan para aktivis Kurdi di Prancis tersebut. Sebuah tuduhan yang dibantah oleh Ankara.
Belakangan ini ketegangan semakin meningkat antara pemerintah Ankara dan PKK, yang dituding pemerintah Turki berada di balik sejumlah serangan bom mematikan di beberapa daerah di Turki bulan-bulan terakhir, termasuk bom bunuh diri di dekat sebuah stadion di kota Istanbul yang menewaskan sedikitnya 44 orang beberapa hari lalu. Sebuah kelompok pecahan PKK mengklaim sebagai pelakunya.*