Hidayatullah.com–Hanya beberapa jam setelah Duta Rusia ke Turki, Andrei Karlov ditembak mati dalam insiden dramatis di Ankara, seorang pria melepaskan delapan sampai sembilan tembakan ke udara dekat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Turki.
Mail Online melaporkan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 4.30 pagi ini waktu setempat dekat galeri seni yang merenggut nyawa Karlov.
Menurut portal RT, tersangka yang dikenal sebagai ‘Sahir S’ meneriakkan kata-kata peringatan yang berarti ‘Jangan main-main dengan kami’ sebelum ditahan.
Portal tersebut namun mengatakan, tidak tahu apakah ada orang sipil yang terluka akibat tembakan itu.
Tersangka yang ditangkap beberapa anggota polisi yang bergegas ke lokasi kejadian juga dilaporkan tidak mengalami se-barang cedera.
Pria bersenjata diidentifikasi bernama Sahir S. Kepolisian Turki belum memberikan keterangan, apakah ada ada korban atau tidak dalam serangan di depan Kedubes AS. Russia Today melaporkan, ia dijaga ketat setelah penembakan terjadi.
Sahir, menurut laporan media Turki, berusia antara 40 hingga 50-an tahun. Kedubes AS meminta warga menghindari lokasi penembakan hingga Selasa pagi.
Aksi penembakan di depan Kedubes AS ini hanya berjarak setengah mil dari lokasi pembunuhan terhadap Dubes Rusia, Andrey Karlov (62), oleh perwira polisi nonaktif Turki, Mevlut Mert Altintas (22).
Dubes Rusia Tewas Ditembak Polisi Turki, Berikan Peringatan Masalah Aleppo
Salah satu kata-kata Mevlut Mert sebelum ditembak adalah saat menembak terkait keterlibatan Rusia yang menjadi telaah menjadi sekutu Bashar al Assad ikut membumihanguskan Kota Aleppo dan Suriah
“Jangan lupa tentang Aleppo. Jangan lupa tentang Suriah. Selama tanah kami tidak aman, Anda tidak akan merasakan aman. Hanya kematian akan membawa saya keluar dari sini. Siapapun yang memiliki peran dalam penindasan ini, mereka semua akan mati satu per satu,” teriak Altintas setelah menembak mati Dubes Karlov.
Amerika Serikat (AS) menutup kedutaan besarnya di Ankara, Turki. Selain itu, AS juga menutup kantor konsulatnya di Istanbul dan Adana. Demikian pernyataan kedubes AS seperti dilansir Reuters, Rabu (21/12/2016).
Sementara itu, Kedubes Iran di Ankara juga mengumumkan penutupan tiga konsulatnya di tiga kota, yakni Istanbul, Trabzon, dan Erzurum. Keputusan ini dipicu oleh penembakan Dubes Karlov.
“Semua layanan konsulat Iran di Istanbul, Trabzon, dan Erzurum akan ditutup. Kami menyerukan seluruh rakyat Iran untuk menghindari kunjungan ke lokasi ini,” tulis Kedubes Iran melalui situs resminya.
Rusia dan Iran adalah pendukung utama rezim Presiden Bashar al-Assad.*