Hidayatullah.com—Seorang pastor di Zimbabwe yang meramalkan kematian Presiden Robert Mugabe telah ditangkap, kata pengacaranya.
Patrick Mugadza mengumumkan pekan lalu bahwa kepala negara berusia 92 tahun itu akan meninggal pada 17 Oktober tahun ini.
Pengacaranya, Gift Mtisi, kepada BBC Selasa (17/1/2017) mengatakan bahwa dia meneruskan sebuah “pesan dari Tuhan. Polisi yang harus membuktikan bahwa Tuhan tidak mengatakan hal itu.”
Mugabe sendiri menjadikan rumor kematiannya sebagai guyonan. Dia mengatakan bahwa dirinya dihidupkan kembali berulang kali, lebih banyak dari Yesus.
Mtisi mengatakan kliennya sebelum ini pernah didakwa melecehkan presiden, mengganggu ketertiban umum, serta pernah juga dituduh “menghina orang dari ras atau agama tertentu.”
Pengacara itu mengatakan Mugadza tertawa mendengar dakwaan-dakwaan tersebut dan menyatakan dirinya tidak bersalah.
“Saya masih bersusah payah untuk menemukan bagian pidana dari kasus itu,” kata Mtisi kepada BBC.
Dia menambahkan pastor tersebut tidak menyesal membuat ramalan kematian Mugabe itu.
“Dia mengakui faktanya. Dia mengatakan tidak berbohong – itu memang pesan dari Tuhan. Polisi yang harus membuktikan Tuhan tidak mengatakan hal itu.”
Mugadza, seorang pastor dari Remnant Church, pekan lalu menggelar konferensi pers di mana dia mengumumkan pesan dari langit yang diterimanya, yaitu perihal waktu kematian Presiden Robert Mugabe.
Pastor itu ditangkap di pengadilan rendah di Harare di mana dia sedang menghadapi sidang kasus berbeda, yaitu mengenakan bendera nasional (sebagai pakaian).
Kasus bendera itu menjadi perkara hukum tahun lalu, setelah seorang pastor lainnya, Evan Mawarire, melancarkan kampanye agar rakyat membela bendera nasionalnya.
Ini bukan pertama kali pastor Mugadza digiring ke meja hijau.
Pada 2005, dia ditangkap dan ditahan selama hampir sebulan, karena mengusung plakat bertuliskan seruan agar Mugabe turun dari jabatan sebab rakyat menderita di bawah kekuasaannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dan saat Hari Kemerdekaan Zimbabwe tahun lalu, dia memberikan pidato keagamaannya sementara tubuhnya diikat di sebuah tiang lampu di pusat perbelanjaan utama di ibukota Harare, dengan mengatakan bahwa aksinya adalah simbol kurangnya kebebasan di negara itu.
Bulan September 2016, Presiden Mugabe dirumorkan meninggal dunia, setelah dia dikabarkan mempersingkat kehadirannya di KTT Uni Afrika untuk terbang ke Dubai guna menjalani pemeriksaan kesehatan.
Mugabe kemudian melucu tentang rumor itu, dengan mengatakan dia memang wafat tapi kemudian dihidupkan kembali.*