Hidayatullah.com–Keputusan yang melarang wanita di Kota Mosul Iraq menggenakan cadar selama bulan puasa Ramadhan, memantik kemarahan warga setempat.
Langkah tersebut, yang berlaku pada Minggu, bertujuan untuk mencegah kelompok militant ISIS menyamar sebagai wanita dalam melakukan serangan bunuh diri.
Operasi besar-besaran untuk mengambil alih kota kedua Iraq tersebut dari ISIS telah memasuki bulan ke tujuh. Pemerintah Iraq telah mengambil alih semua wilayah kecuali beberapa wilayah di Mosul Barat.
“Para pemimpin suku dan agama telah mencoba dan gagal mencegah pelarangan tersebut berlaku karena mereka yakin hal itu bertentangan dengan budaya setempat,” seorang petugas kepolisian mengatakan pada The New Arab.
Baca: Persatuan Ulama Muslim Dunia Peringatkan Pembersihan Etnis Sunni di Mosul Iraq
Dia menambahkan bahwa petugas keamanan di jalanan memaksa wanita bercadar untuk memperlihatkan wajah mereka dan dalam beberapa kasus, memaksa mereka untuk melepaskan penutup wajah mereka atau pulang ke rumah.
Minggu ini, tiga bom bunuh diri di Baghdad dan di sebuah kota di barat membunuh sekitar 42 orang, di mana para militant menarget warga Iraq yang berencana berbuka puasa dan para orang tua yang sedang mengambil uang pesangon mereka.
ISIS menduduki kota yang mayoritas berpenduduk Sunni itu pada Juni 2014, dan segera memberlakukan peraturan yang mengharuskan semua wanita menggenakan burqa di tempat umum.
Syaikh setempat Basim al-Shammari menjelaskan bahwa banyak warga di Mosul tidak senang dengan keputusan otoritas yang semakin jauh memberlakukan pelarangan pada pakaian wanita hanya beberapa bulan setelah bebas dari peraturan ISIS.
“Masyarakat di sini cukup relijius tetapi sebelum ISIS, di banyak distrik para wanita tidak harus menggenakan niqab,” Shammari mengatakan.
Baca: Pemimpin Syiah Iraq Sebut Operasi Mosul akan Jadi ‘Pembalasan Dendam’ untuk Hussein
“Pelarangan burqa telah membuat marah beberapa warga setempat karena mereka pikir hal ini tidak berbeda dari interpretasi hukum Islam yang memaksa wanita untuk menggenakan burqa di tempat pertama,” katanya.
Pada tahun lalu beberapa video memperlihatkan para wanita Mosul melepas dan membakar burqa mereka setelah ISIS terusir dari pemukiman mereka.
Tentara Iraq sedang berupaya maju ke wilayah terakhir Mosul yang diduduki ISIS tetapi kehadiran sejumlah besar warga sipil memperlambat proses tersebut.
PBB telah mengatakan bahwa lebih dari 200.000 warga sipil kemungkinan masih berada di wilayah Mosul yang diduduki ISIS, kebanyakan dari mereka berada di Kota Tua yang terletak tepat di selatan tempat pertempuran yang saat ini sedang berlangsung.*/Nashirul Haq AR