Hidayatullah.com– Politisi Australia yang dikenal anti Muslim, Pauline Hanson membuat kejutan saat mengenakan niqab (cadar) saat hadir di sidang parlemen.
Pemimpin partai One Nation ini terlihat seolah-olah ‘menghina agama Islam’ dengan memakai pakaian seperti itu.
Mengutip laporan BBC, Hanson ketika dalam sidang mengajukan pertanyaan kepada Ketua DPR, George Brandis apakah dia harus membuka niqabnya.
“Tidak perlu melakukan itu, karena kita tidak melarang penggunaan niqab di sini,” jawab Brandis sambil menerima tepuk tangan dari anggota senat yang lain. Tidak berapa lama setelah itu, Hanson membuka niqabnya, Kamis (17/08/2017) dikutip BBC.
Baca: Anggota Parlemen Australia Protes Pidato Pauline Hanson Anti Islam
Hanson lalu membuka niqab beberapa menit setelah sidang dimulai.
“Jika seseorang mengenakan balaclava atau helm masuk ke dalam bank atau bangunan lainnya, atau pengadilan, mereka harus melepaskannya. Mengapa tidak demikian dengan seseorang yang menutupi wajahnya dan tidak bisa dikenali?” lanjut Hanson lagi.
Aksi Hanson yang inginnya menghina Islam ini rupanya tidak mendapat dukungan parlemen, sebaliknya mendapat cibiran. Jaksa Agung George Brandis mengimbau Hanson untuk hati-hati karena tindakannya bisa membuat umat Islam Australia tersinggung.
“Kami semua tahu Anda bukanlah penganut agama Islam. Saya memperingatkan dan menasihati Anda untuk sangat, sangat berhati-hati karena tindakan Anda bisa menyinggung hal sensitif dari umat beragama di Australia,” ujar Brandis.
Hanson dikenal sebagai politisi yang anti Islam. Tahun 1900-an, namanya mencuat setelah keras memprotes imigran dari Asia dan para pencari suaka masuk Australia.
Beberapa tahun terakhir, Hanson dan partainya getol berkampanye menentang pakaian Islami dan pembangunan masjid di negara tersebut.
Dalam sebuah pernyataannya, Hanson pernah mengatakan larangan menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh seseorang wanita harus dibuat mengingat Australia sebuah negara yang modern.
Maret lalu, Pauline Hanson dikabarkan mendesak Muslimah yang mengenakan niqab, burqa atau cadar untuk meninggalkan Australia, tulis Dailymail.*