Hidayatullah.com–Paling sedikit 288 desa yang mencakup puluhan ribu bangunan, terutama rumah etnis Muslim Rohingya di Rakhine utara telah hancur sejak kekerasan tersebut terjadi pada 25 Agustus 2017.
Menurut organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), analisis citra satelit terbaru mengungkapkan bahwa pembakaran terkonsentrasi di desa Rohingya dan terjadi setelah pejabat Myanmar mengklaim bahwa ‘operasi pembersihan’ di tatmadaw telah dihentikan.
“Gambar satelit baru menunjukkan mengapa lebih dari setengah juta Rohingya terbang ke Bangladesh dalam empat minggu. Tentara telah menghancurkan ratusan desa dan kejahatan terhadap etnis minoritas,” kata HRW di Asia, Phil Robertson dikutip Daily Star.
Baca: HRW Miliki Data Pembakaran Pemukiman Muslim oleh Militer Myanmar
Sementara itu, organisasi hak asasi manusia internasional, Amnesty International, merilis laporan terbaru tentang penderitaan pengungsi Rohingya.
Laporan tersebut berisi rincian pasukan keamanan Myanmar yang digambarkan sebagai kejahatan kemanusiaan terhadap warga Rohingya di wilayah Rakhine.
Baca: Militer Myanmar ‘Sengaja Bakar’ Desa-Desa Muslim Rohingya
Menurut laporan, angkatan bersenjata, polisi dan kelompok bersenjata membunuh, menyiksa, memperkosa dan mengusir warga Rohingya.
Laporan tersebut didasarkan pada informasi dari lebih dari 120 warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh serta pegawai medis, pekerja bantuan, wartawan dan pejabat Bangladesh.
Bahkan menurut laporan tersebut, ada orang yang sengaja dibakar hidup-hidup, termasuk anak-anak.
Amnesty International mengatakan situasinya mencerminkan tindakan secara sengaja mengusir orang-orang Rohingya.
Menurut Amnesty, di bawah hukum internasional tindakan semacam itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.*