Hidayatullah.com—Para dokter di Inggris menyeru agar anak-anak perempuan diajarkan bagaimana caranya bisa hamil dalam pendidikan seks yang baru, dan tidak lagi melulu mengajarkan soal kontrasepsi.
Sebuah koalisi yang terdiri dari dokter-dokter ternama, pakar fertilitas dan aktivis mengatakan kepada pemerintah bahwa pendidikan seks yang berfokus pada kontrasepsi dan pencegahan kehamilan remaja dapat mengakibatkan para wanita belia itu berasumsi mereka bisa langsung hamil begitu saja kapanpun mereka mau, lapor RT Sabtu (3/3/2018).
Saat ini data National Health Service (NHS) menunjukkan 1 dari 7 pasangan di Inggris harus berjuang keras agar bisa hamil. Itu kenapa pendidikan seks yang berfokus pada kontrasepsi sekarang harus beralih ke bagaimana caranya agar dapat hamil.
Di masa sekarang, usia rata-rata wanita di Inggris memiliki anak adalah 30 tahun, berarti naik dari 26 pada 1976. Sekitar seperlima wanita yang mencapai usia 45 tahun tidak memiliki seorang anak pun. Usia terbaik untuk hamil adalah 20-35 tahun. Sementara itu, kehamilan remaja menurun, yang mana pada 2015 menjadi 21 setiap 1.000 atau setengah dari rata-rata di era 1990-an.
Mulai tahun 2019, anak-anak sekolah di Inggris diwajibkan mengikuti kelas pendidikan seks. Pemerintah saat ini sedangan melakukan konsultasi publik untuk menetapkan apa saja isi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
Fertility Education Initiative (FEI) mengusulkan silabus harus mencakup soal sifat fertilitas, mulai dari pubertas hingga menopause. Apa saja yang dapat mengganggu kesuburan dan teknologi pembuahan seperti IVF juga perlu diajarkan. Demikian pula soal kesehatan mental seseorang ketika berusaha untuk dapat hamil atau gagal hamil.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menanggapi usulan-usulan yang masuk Departemen Pendidikan mengatakan konsultasi yang dilakukannya “ekstensif”. Mereka juga mengatakan ingin agar anak-anak Inggris mendapatkan pelajaran-pelajaran baru yang dapat membantu mereka menghadapi berbagai tantangan di era Inggris modern.*