Hidayatullah.com— Militer Turki dan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) pada Ahad berhasil mengendalikan secara penuh Afrin, ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Menurut koresponden Agency Anadolu di lapangan, pasukan memasuki pusat kota sekitar pukul 5 pagi waktu setempat (GMT0100).
“Pusat Kota Afrin secara penuh telah berada di bawah kendali Pasukan Bersenjata Turki dan Tentara Pembebasan Suriah,” ujar Staf Jenderal Militer Turki melalui akun resmi Twitternya.
Staff Jenderal Militer Turki menambahkan saat ini para anggotanya sedang melakukan operasi pencarian dan pembebasan wilayah tersebut dari ranjau serta bahan peledak.
Dalam waktu satu jam, pasukan memasuki kota dari sisi timur, barat, dan utara. Saat masuk, beberapa ranjau darat yang ditempatkan teroris di titik masuk distrik meledak saat pejuang FSA maju ke pusat kota.
Baca: Warga Suriah Desak Turki untuk Ambil Tindakan pada Kelompok Teror
Tanpa menghadapi perlawanan apapun, mereka menguasai sepenuhnya pusat kota.
FSA – setelah mengambil alih wilayah terbesar di utara pusat kota yakni Ashrafieh, Jamiliyah dan Mahmudiyah- maju ke area terminal bus, menurut koresponden.
Alat peledak improvisasi (IED) dan ranjau kini sedang dijinakkan. Pihak militer juga memastikan bahwa operasi tidak membahayakan warga sipil.
Teroris YPG / PKK – sebelum dimulainya Operasi Ranting Zaitun – menahan para sandera sipil di pusat kota sebagai tameng melawan pasukan Turki.
Namun, operasi tersebut berhasil memaksa pemimpin kelompok teroris melarikan diri ke Gunung Qandil dan meninggalkan beberapa teroris yang terpaksa menyamar sebagai warga sipil.
Pada hari Sabtu, Militer Turki dan FSA berhasil membebaskan 12 desa dan membersihkan markas teroris terakhir di desa Mabatli dan mengepung pusat kota dari tiga sisi.
Kondisi ini memaksa para teroris yang tersisa untuk melarikan diri dari daerah tersebut.
Baca: Inilah Kelompok Kurdi yang Bertempur Bersama Turki dalam Operasi Olive Branch
Turki pada 20 Januari lalu meluncurkan Operasi Ranting Zaitun untuk membasmi teroris PYD/PKK dan Daesh dari Afrin, Suriah.
Staf Umum Turki menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menciptakan keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan wilayah tersebut, juga untuk melindungi masyarakat Suriah dari tekanan dan kekejaman teroris.
Operasi ini dilakukan di bawah kerangka hak Turki berdasarkan hukum internasional, keputusan Dewan Keamanan PBB, hak untuk membela diri di bawah Piagam PBB, dengan tetap menghormati integritas teritorial Suriah.
Afrin menjadi tempat persembunyian utama bagi PYD/PKK ketika rezim Assad di Suriah menyerahkan kota tersebut kepada kelompok teror tanpa pertempuran pada Juli 2012 silam.*