Hidayatullah.com—Presiden Sudan Omar Al-Bashir memerintahkan penutupan 13 perwakilan diplomatik di luar negeri dan pengurangan pegawai di Kementerian Luar Negeri karena krisis ekonomi.
“Sejumlah keputusan telah diambil guna memangkas biaya, dikarenakan situasi ekonomi di dalam negeri,” lapor kantor berita resmi Suna seperti dilansir BBC Kamis (3/5/2018) mengutip dekrit presiden.
Dekrit itu juga menyebutkan bahwa kementerian luar negeri harus mengerjakan sendiri pekerjaan administrasinya, karena semua staf diberhentikan.
Pengumuman itu muncul setelah bekas menteri luar negeri Ibrahim Ghandour mengatakan diplomat-diplomat Sudan di luar negeri tidak digaji selama berbulan-bulan dan ingin kembali ke Khartoum.
Bukannya mendapatkan ucapan terima kasih dari pemerintah atas pemberitahuan itu, Ghandour justru dipecat.
Kondisi perekonomian Sudan semakin memburuk sejak bagian selatan negara itu memilih untuk memisahkan diri dari Khartoum dan membentuk negara independen Sudan Selatan. Akibatnya, 75% pendapatan negara Sudan dari minyak hilang dan saat ini negara itu sangat kekurangan mata uang asing.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagaimana diketahui, negara Sudan sangat mendandalkan pendapatan dari minyak. Sayangnya, ladang-ladang minyak yang menghasilkan banyak uang sebagian besar sekarang berada di wilayah Sudan Selatan.*