Hidayatullah.com—Para jurnalis di negara baian timur Jerman, Bradenburg, hari Selasa (8/5/2018) ramai-ramai meninggalkan ruangan konferensi pers setelah partai kanan jauh AfD menolak menjawab pertanyaan seorang awak media.
Anggota-anggota perlemen dari partai yang dikenal rasis dan anti-Islam itu di awal konferensi pers mengumumkan bahwa mereka tidak akan menanggapi pertanyaan dari reporter koran terlaris di Jerman, Bild.
Sebagai tanggapan balik atas pengumuman itu, para insan pers pun ramai-ramai meninggalkan ruangan, lapor Deutsche Welle.
Asosiasi koresponden parlemen di Bradenburg menyebut keputusan AfD itu sebagai “pelanggaran serius kebebasan pers dan sama sekali tidak dapat diterima.”
Jurnalis Bild yang dipermasalahkan, Michael Sauerbier, mengunggah sebuah foto di Twitter yang menunjukkan anggota-anggota parlemen AfD menghadapi kursi-kursi kosong. Dia menulis bahwa AfD membatalkan konferensi pers setelah para jurnalis meninggalkan acara tersebut.
Menanggapi aksi awak media, politisi lokal AfD Andreas Galau mengatakan bahwa para jurnalis itu bertindak lebih mirip anak-anak TK daripada pers profesional.
Wakil faksi AfD di parlemen Bradenburg, Birgit Bessin, mengatakan dirinya berharap jurnalis di masa selanjutnya akan bersikap “netral dan tidak bias” saat melaporkan perihal partainya.
Ini bukan gesekan pertama yang terjadi antara AfD dan jurnalis Bild. Dua pekan lalu, Sauerbier membuat geram ketua faksi AfD perlemen Bradenburg, Andreas Kalbitz, yang bertanya tentang hubungannya dengan sebuah kelompok kanan jauh yang dinyatakan terlarang.
Politisi-politisi AfD dikenal dengan sikap mereka yang garang terhadap jurnalis yang memberitakan hal-hal yang tidak menyenangkan partainya.
Pada bulan September 2017 salah satu pendiri partai itu, Alice Weidel, meninggalkan acara debat menjelang pemilu di sebuah stasiun televisi Jerman. Ketika itu Weidel diminta oleh politisi saingannya agar menjauhkan diri dari komentar antiorang asing yang dikemukakan teman satu partainya.
Setelah acara debat, Weidel berkicau di Twitter untuk memaki salah satu moderator. Dalam tulisannya dia menuding moderator itu “bias dan tidak profesional.”*