Hidayatullah.com– Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menggelar Sarasehan Nasional Keluarga Bangsa Refleksi 20 Tahun Reformasi di Hotel Sahid, Jakarta awal pekan ini.
Pada kesempatan itu, ICMI turut mengundang putra-putri para mantan Presiden RI serta tokoh bangsa.
Seperti Dr Ilham Akbar Habibie putra Presiden ketiga RI Prof Ing BJ Habibie, putri KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI keempat yaitu Yenny Wahid, Puan Maharani yang merupakan putri Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, serta putra Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.
Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan, kepemimpinan generasi sekarang adalah generasi baru yang menandakan reformasi terus berjalan lancar.
Menurutnya, proses kepemimpinan sebab adanya reformasi tetap juga dengan menjaga hubungan estafet antara generasi satu dengan selanjutnya, agar nantinya dapat menjadi budaya.
“Sehingga tahun 2045, Indonesia benar-benar menjadi negara keempat terbesar di dunia,” ujarnya dalam keterangan pers.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan ICMI sekaligus Presiden RI ketiga Prof Ing BJ Habibie menilai, sampai saat ini pelaksanaan reformasi telah sesuai rencana. Tinggal menuntaskan beberapa cita-cita tujuan reformasi yang masih dalam tahapan proses pelaksanaan.
Guna dapat segera merealisasikan tujuan reformasi sepenuhnya, terang Habibie, peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia jangan pernah berhenti.
“Yang kita sasar adalah peradaban Indonesia. Peradaban itu bahwa sumber daya manusia di bumi Indonesia yang benar-benar bisa diandalkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Yenny Wahid menuturkan, pemerintahan dan pemerintah yang ada saat ini secara konstitusi adalah kelanjutan dari masa sebelumnya. Dan tantangan yang dihadapi bangsa cukup besar, sehingga tidak perlu saling bertikai di dalam negeri sendiri.
Sedangkan Puan Maharani menyampaikan, pelaksanaan reformasi yang telah berlangsung harus menyentuh kebudayaan dan pembangunan sumber daya manusia.
Adapun Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan, gerakan reformasi telah mengubah sejarah bangsa Indonesia selamanya.
“Kita lihat ke belakang, mengenang dan mengambil pelajaran penting untuk generasi selanjutnya,” tutupnya, acara pada Senin (21/05/2018).*