Hidayatullah.com—Bayer akan menuntaskan pengambilan alih Monsanto hari Kamis (7/6/2018), kata perusahaan itu. Meskipun Bayer akan mencaplok semua produk pabrikan benih tersebut, tetapi nama Monsanto tidak akan dipakai.
Perusahaan raksasa agrokimia dan farmasi asal Jerman, Bayer, akan menuntaskan pembelian perusahaan benih asal Amerika Serikat, Monsanto, hari Kamis. Demikian diumumkan pihak perusahaan hari Senin lalu (4/6/2018) seperti dilansir Deutsche Welle.
Kesepakatan bernilai $63 miliar itu –yang terbesar dalam sejarah pengambilalihan oleh perusahaan Jerman– akan dilanjutkan setelah menerima persetujuan dari otoritas antimonopoli di Eropa dan Amerika Serikat.
Oleh karena kedua perusahaan beroperasi secara internasional, kesepakatan itu harus disetujui oleh 30 negara di seluruh dunia. Persyaratan tambahan yang diajukan oleh negara-negara itu menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh Bayer yang berbasis di Leverkusen.
Berdasarkan ketentuan yang digariskan regulator Uni Eropa dan Amerika Serikat, Bayer baru dapat mengintegrasikan Monsanto setelah perusahaan itu melepas bisnis agrokimia dan benih tanamannya ke sebuah perusahaan raksasa Jerman lain, yaitu BASF. Perusahaan itu berharap proses penjualan akan tuntas dalam waktu dua bulan.
Meskipun Bayer akan menjadi pemegang saham tunggal Monsanto hari Kamis ini, nama perusahaan yang didirikan di AS itu selanjutnya tidak akan dipakai. Demikian dikatakan perusahaan asal Jerman tersebut.
“Monsanto tidak akan lagi menjadi nama perusahaan,” kata Bayer, seraya menambahkan bahwa produk-produknya masih akan mempertahankan nama merek yang biasa dipakai dan itu akan menjadi bagian dari portofolio Bayer.
Selama ini Monsanto kerap mendapatkan kritikan tajam bahkan kecaman karena produk-produknya dinilai justru merusak pertanian dan ekosistem. Produk pembasmi gulmanya mengandung glyphosate. Sejumlah kajian ilmiah dan gugatan class-action mengklaim glyphosate bersifat karsinogenik, dapat menimbulkan kanker.
Kelompok peduli lingkungan hidup juga mengkhawatirkan bahwa ikatan bisnis itu akan menjadikan kekuatan terlalu banyak berpusat pada dua produsen benih tanaman yang dimodifikasi genetik dan herbisida mengandung glyphosate itu. Gabungan kedua perusahaan raksasa tersebut dinilai kelompok peduli lingkungan dan kesehatan publik sangat mengerikan. Monsanto diketahui sebagai produsen benih yang hasil panennya bersifat karsinogenik, sementara Bayer dikenal sebagai produsen pembasmi hama dan juga sebagai perusahaan farmasi yang membuat dan menjual obat mahal untuk perawatan kanker.
CEO bayer Werner Baumann menekankan bahwa perusahaannya berniat untuk mendengarkan kritikan-kritikan yang masuk dan sadar dengan tanggung jawabnya sebagai perusahaan terkemuka di sektor agrikultur.*