Hidayatullah.com—Di Swedia pencari kerja wanita ditawari dan menerima gaji lebih rendah dibanding rekan kerja pria. Hal serupa terjadi pada orang-orang yang bernama asing, demikian menurut laporan terbaru.
Laporan berdasarkan wawancara 1.875 pencari kerja selama 2018 itu disusun oleh agen perekrutan tenaga kerja Jurek, lansir The Local.
Dalam laporan yang dirilis hari Selasa (12/6/2018) itu disebutkan bahwa pekerja laki-laki Swedia cenderung mendapatkan gaji lebih tinggi dibanding rekan wanita mereka atau orang pemilik nama asing (bukan nama yang biasa dipakai orang Swedia). Perbedaan itu nyata sekalipun jabatan, tingkat pendidikan dan pengalaman dimasukkan dalam perhitungan.
“Usia, gender dan nama masih memberikan pengaruh besar pada pasar tenaga kerja saat ini. Mungkin tidak terlalu jelas ketika menyangkut siapa yang mendapatkan pekerjaan, tetapi terlihat sangat nyata jika berkaitan dengan masalah gaji,” kata Shervin Razani, pengusaha Iran-Swedia yang juga CEO dari Jurek, seraya menambahkan bahwa majikan seharusnya memperhatikan beban kerja ketika menetapkan gaji dan bukan siapa pelakunya.
Di sektor publik, rata-rata gaji lebih rendah, tetapi tidak berarti ketimpangan itu tidak ada. Untuk kwartal pertama, pekerja pria mendapatkan gaji 35.285 krona perbulan untuk pekerja pria dan 31.846 untuk wanita. [1 krona sekitar 1.570 rupiah]
Jurek memberikan contoh. Tiga orang berlatar pendidikan sama mencari pekerjaan: seorang pria bernama Anders (khas nama Swedia), seorang wanita bernama Eva, dan seorang pria bernama Ahmed (bukan nama khas Swedia). Anders meminta gaji 65.000 krona dikabulkan 50.000, Eva meminta 60.000 diberi 45.000 krona dan Ahmed diberi 35.000 krona meskipun dia hanya meminta 37.000 krona.
Tidak hanya itu, perbedaan gaji kembali terjadi seiring dengan pertambahan usia pekerja. Di masa usia 20-an pekerja wanita diberi gaji tidak terlalu jauh berbeda dengan rekan prianya. Namun, ketika mereka berusia 30-an tahun perbedaan gaji melebar hingga 4.000 krona, dan di usia 40-an melebar langi hingga 8.000 krona.
Jurek memberikan saran kepada para pencari kerja agar mengetahui lebih dahulu rata-rata gaji secara umum sebelum melamar satu bidang pekerjaan.*