Hidayatullah.com—Ribuan orang berkumpul di Brussels, ibukota Belgia, hari Sabtu (7/7/2018) guna menentang kehadiran Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pertemuan tingkat tinggi NATO.
Aksi protes yang digagas oleh kelompok “Trump Not Welcome” itu menolak keikutsertaan Trump dalam KTT NATO yang akan digelar 11-12 Juli. Para pengunjuk rasa menggunakan slogan “Make Peace Great Again” dalam aksinya, yang mirip dengan slogan kampanye pilpres Trump tahun 2016 “Make America Great Again”.
“Dia tidak diterima kehadirannya di sini karena dia memperkirakan akan terjadi perang dunia, mengambil keuntungan dari industri senjata perang, dan menahan anak-anak, mengurung anak-anak migran dalam kerangkeng, oleh sebab itu dia tidak diterima kedatangannya,” kata Isabelle Vanbrabant, salah seorang penyelenggara unjuk rasa kepada Euronews. “Bukan hanya diri pribadinya, tetapi juga kebijakan-kebijakannya [yang tidak diterima],” imbuh wanita aktivis itu.
Sementara menurut pegiat LGBT Camille Pier, presiden AS itu ditolak kedatangannya karena secara terbuka menolak perkawinan sesama jenis dan menutup akses kesetaraan bagi orang-orang transgender.
“Pada kenyataannya, dia sangat konsisten dalam pidato-pidato anti-LGBTnya. Dia konsisten dengan komentar-komentarnya yang seksis dan rasis,” imbuh pria berdandan wanita itu.
Unjuk rasa anti-Donald Trump itu diikuti oleh aktivis-aktivis dari kelompok antisenjata, serikat pekerja, feminis, LGBT, serta pegiat hak asasi manusia.
Selain mengusung boneka Trump, di antara pengunjuk rasa ada yang membawa papan bertuliskan NATO = North Atlantic Terrorist Organisation (NATO = Organisasi Teroris Atlantik Utara).*