Hidayatullah.com--Kampanye Hari Hijab Sedunia 2019 siap diluncurkan pada hari Rabu, yang bertujuan untuk mendorong perempuan untuk menyuarakan pilihan mereka untuk mengenakan jilbab, menurut pendiri acara tahunan ini.
“#FreeInHijab adalah tagar yang sangat dibutuhkan untuk situasi global kita saat ini, di mana perempuan berjilbab diberi label oleh media sebagai kaum tertindas dan secara simbolis dipenjara,” kata Nazma Khan kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif menjelang peluncuran kampanye.
“Melalui hashtag ini, perempuan didorong untuk menyuarakan pilihan mereka mengenakan jilbab, dengan demikian bisa menghilangkan kesalahpahaman umum,” tambah Khan.
Hari Hijab Sedunia, dimulai pada 2013 untuk mendorong perempuan dari semua agama dan latar belakang mengenakan jilbab untuk mendukung perempuan Muslim.
Hari tersebut dirayakan di seluruh dunia setiap tahun pada 1 Februari.
Pada 2017, Hari Hijab Sedunia menjadi sebuah organisasi nirlaba, dengan misi untuk memerangi diskriminasi terhadap perempuan Muslim melalui kesadaran dan pendidikan.
Khan mengatakan moto untuk kampanye 2019 adalah “Mematahkan Stereotip, Menghapuskan Batas”, yang juga mencakup promosi Hari Hijab Sedunia secara global baik online maupun offline.
Menurutnya, motif di balik penciptaan hari itu adalah kesulitan yang dia hadapi karena jilbabnya ketika dia tumbuh dewasa di kota New York.
“Saya terus-menerus diganggu di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Diskriminasi meningkat setelah 9/11,” katanya, mengingat kembali serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Baca: International Hijab Solidarity Day, Momentum Muslimah Pede Berhijab
“Setiap hari, saya mengalami tantangan yang berbeda dengan hanya berjalan di jalanan; Saya dikejar, diludahi, dikelilingi oleh preman, disebut teroris, Osama bin Laden, dan lain sebagainya” katanya.
Dia menambahkan bahwa perlakuan itu menghancurkannya dan dia tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama.
“Oleh karena itu, saya berpikir sendiri, jika saya bisa mengundang saudara-saudara perempuan dari semua agama dan latar belakang untuk berjalan di posisi saya hanya untuk sehari, mungkin segalanya akan berubah,” katanya.
Dengan demikian, lahirlah ide tentang Hari Hijab Sedunia ini.
Dia mengatakan perempuan yang mengenakan jilbab selama satu hari dalam solidaritas itu akan memberikan gambaran tentang hal-hal yang dihadapi perempuan berhijab setiap harinya.
“Mungkin, pengalaman satu hari ini akan membuat mereka melihat jilbab dengan cara yang berbeda,” tambahnya.
Khan mengatakan ada banyak batu loncatan dalam lima tahun terakhir dan salah satunya adalah pengakuan hari itu oleh negara bagian New York pada 2017.
“Pada tahun yang sama, Dewan Rakyat Inggris juga mengadakan acara untuk memperingati hari itu, di mana Perdana Menteri Theresa May juga hadir,” tambahnya.
Baca: Peringati Hari Hijab Sedunia, LDK Syahid Bagikan Jilbab Syar i
Pada 2018, Parlemen Skotlandia juga menyelenggarakan pameran tiga hari untuk memperingati hari itu, sementara Filipina juga mengambil langkah-langkah untuk menyatakan 1 Februari sebagai hari hijab nasional.
“Dengan pengakuan yang disebutkan sebelumnya oleh badan-badan pemerintah, gerakan kami terus berusaha untuk mengurangi diskriminasi gender,” kata Khan.
Menanggapi tuduhan menyebarkan ideologi politik Islam, Khan mengatakan tidak ada keterlibatan politik dalam gerakan ini yang mencoba meningkatkan kesadaran tentang perempuan yang menjadi sasaran tidak adil hanya karena mereka memilih untuk mengenakan jilbab.
“Ini murni hanya untuk meningkatkan kesadaran,” tegasnya.
Baca: Fahira Idris akan Gelar Konferensi Solidaritas Hijab Indonesia
Dia mengatakan bahwa Hari Hijab Sedunia adalah organisasi nirlaba dan berbasis sukarela, menambahkan bahwa kegiatan ini telah membawa perubahan positif dalam kehidupan banyak orang.
“Kami melihat ibu-ibu non-Muslim menerima anak perempuan Muslim mereka dengan mencoba merasakan apa yang mereka alami dengan mengenakan jilbab selama sehari,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat mendukung solidaritas ini.
“Cerita seperti ini terus berlanjut dan hanya perlu satu hari. Ini untuk mengingatkan siapa pun yang ingin mengubah dunia, bahwa kita hanya membutuhkan satu hari,” tambah Khan.
Dia menekankan bahwa hari itu berfungsi sebagai pengingat untuk menjadi seorang Muslim yang memiliki tanggung jawab untuk perbaikan masyarakat pada umumnya.*