Hidayatullah.com–Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu melakukan pertemuan rahasia dengan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita pada September, lapor situs warta berita Axios.
Pertemuan itu, yang terjadi di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York, termasuk upaya kedua negara untuk mengekang pengaruh Iran di wilayah Timur Tengah, situs warta berita yang berkantor di Amerika Serikat itu melaporkan pada Senin.
Kerajaan yang terletak di Afrika Utara itu memutuskan hubungan dengan Iran pada Mei karena negara Syiah tersebut mendukung Front Polisario, sebuah gerakan Sahara Barat yang ingin merdeka dari Maroko.
Bourita mengatakan pada Aljazeera ketika itu bahwa Rabat memiliki bukti yang memberatkan terkait peran Iran yang mendukung gerakan separatis itu.
Bourita yang merupakan kepala diplomat Maroko mengatakan agen-agen Syiah – Hizbullah menyediakan bantuan keuangan serta logistic kepada Polisario melalui kedutaan besar Iran di Aljazair yang bertetangga dengan Maroko.
Netanyahu dan Bourita juga mendiskusikan perbaikan hubungan antara kedua negara, yang menikmati hubungan diplomatic penuh dari antara tahun 1995 hingga 200, setelah Perjanjian Oslo disepakati antara ‘Israel’ dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Baca: Apakah Maroko akan Gabung dengan ‘NATO Arab’ Hadapi Iran?
Seorang pejabat ‘Israel’ mengatakan Netanyahu tertarik melakukan kunjungan public ke Maroko, sama seperti yang dia lakukan ke Oman pada tahun lalu.
Kantor perdana menteri menolak mengkonfirmasi bahwa pertemuan telah terjadi, mengatakan, “Kami tidak mengomentari kontak-kontak dengan negara yang tidak memiliki hubungan formal dengan ‘Israel’.”
Dari pihak otoritas Maroko tidak berkomentar terkait laporan tersebut.
Kecuali Jordania dan Mesir, yang telah menandatangani perjanjian damai dengan ‘Israel’, tidak ada negara Arab yang memiliki hubungan resmi dengan Tell Aviv. */Nashirul Haq AR