Hidayatullah.com–Aktris Felicity Huffman dan Lori Loughlin termasuk dalam kelompok sekitar 50 orang yang dijerat dakwaan dalam skandal pendaftaran masuk ke sejumlah universitas elit di Amerika Serikat, yang melibatkan aksi suap-menyuap, pemalsuan nilai tes dan bahkan pemalsuan foto.
Huffman (terkenal karena perannya dalam serial televisi ‘Desperate Housewives’) dan Lori Loughlin (tersohor sebagai bibi Becky dalam serial televisi ‘Full House’) termasuk di antara 33 orangtua yang dikenai dakwaan hukum oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat setelah terjaring dalam operasi yang diberi nama “Operation Varsity Blues”. Kasus itu merupakan kasus kecurangan di perguruan tinggi terbesar yang pernah ditangani Depkeh AS.
Pimpinan jaringan skema culas tersebut adalah pria bernama William Singer, 58, pemilik Key Worldwide Foundation dan sebuah perusahaan bernama Edge College & Career Network. Singer dan beberapa staf bawahannya menerima uang suap sekitar $25 juta dari para orangtua antara tahun 2011 dan 2018, sebagai jaminan anak-anak mereka “diterima masuk di sekolah-sekolah elit,” kata jaksa federal AS Andrew Lelling. Sembilan orang pelatih, dua tenaga administrasi panitia ujian ACT dan SAT, satu pengawas mahasiswa dan satu staf administrasi sebuah perguruan tinggi juga dijerat dakwaan dalam kasus itu.
Huffman dan suaminya aktor William H Macy –yang tidak termasuk sebagai terdakwa– dituduh membayar suap $15.000 kepada sebuah lembaga berbasis di California agar anak perempuan tertuanya dapat menjalani ujian Scholastic Aptitude Test (SAT) di sebuah pusat ujian yang dapat mendongkrak nilai ujiannya hingga melebihi 400 poin, dengan secara diam-diam mengoreksi jawaban yang salah. Pembayaran itu disamarkan sebagai donasi kepada lembaga tersebut yang katanya akan dipakai untuk program pendidikan dan pengembangan diri para pemuda dari kalangan tak mampu.
Loughlin dan suaminya Mossimo Giannulli dituduh membayar uang suap $500.000 dan memalsukan sejumlah foto guna menampilkan putrinya sebagai anggota sebuah tim dayung kompetitif, dengan tujuan diterima di University of Southern California (USC).
Menurut Lelling, banyak kasus lainnya yang melibatkan pemalsuan foto, lansir RT Rabu (13/3/2019).
Selain para selebriti itu, sejumlah CEO perusahaan-perusahaan besar juga tercantum sebagai terdakwa.
“Para orangtua ini merupakan katolog kekayaan dan privilege,” kata Lelling dalam konferensi pers hari Selasa seperti dilansir BBC.
Perguruan-perguruan tinggi elit yang menjadi incaran termasuk Universitas Yale, Stanford dan Georgetown. Namun, tidak ada petunjuk yang mengindikasikan lembaga pendidikan itu terlibat langsung.
Singer dituduh dengan sengaja membantu para orangtua memalsukan foto anak-anaknya aktif mengikuti olahraga tertentu. Sebagaimana diketahui, prestasi di salah satu cabang olahraga dapat memudahkan seseorang diterima di universitas-universitas di Amerika Serikat, bahkan ada yang mendapat beasiswa karenanya.
Pemalsuan foto yang dilakukan Singer tidak jarang dengan cara rekayasa menggunakan photoshop foto wajah atlet dan menggantinya dengan wajah anak kliennya.
Tiga orang saksi membantu pihak berwenang federal menyusun kasus atas Singer dan orang-orang yang terlibat dalam skandal itu. Bukti yang dipakai antara lain rekaman pembicaraan Huffman dan email-email dari Loughlin.
Huffman ditahan hari Selasa (12/3/2019), tetapi dibebaskan dengan uang jaminan $250.000. Sedangkan Giannulli dilepas dengan uang jaminan $1 juta. Tidak diketahui status penahanan Loughlin dan berapa uang jaminan pelepasannya dari tahanan.
Singer menyatakan dirinya bersalah melakukan konspirasi pemerasan, pencucian uang, konspirasi menipu negara AS dan mengganggu proses hukum. Singer akan dijatuhi hukuman pada bulan Juni mendatang dan terancam hukuman maksimal 65 tahun penjara serta denda lebih dari $1 juta.*