Hidayatullah.com–Meksiko mengerahkan hampir 15.000 personel militer dan Garda Nasional di bagian utara wilayahnya guna menghadang rombongan migran ilegal yang akan melintasi perbatasan menuju Amerika Serikat, kata pimpinan Angkatan Darat Meksiko.
Negara Amerika Tengah itu tidak biasanya menggunakan pasukan keamanan untuk menghentikan orang asing tak berdokumen meninggalkan wilayahnya menuju Amerika Serikat. Foto-foto yang menunjukkan anggota kepolisian yang dipersenjatai seperti militer menangkapi wanita-wanita migran asal Amerika Tengah dan Kuba beberapa hari lalu mengundang banyak kecaman.
Di bagian utara negara ini kami telah mengerahkan 14.000, hampir 15.000 personel dari Garda Nasional dan AD,” kata pimpinan AD Meksiko Luis Cresencio Sandoval dalam sebuah konferensi pers rutin seperti dikutip Reuters Senin (24/6/2019).
Sementara itu di bagian selatan,Meksiko mengerahkan 6.500 personel untuk berjaga-jaga di perbatasan dengan Guatemala, tempat di mana para migran memasuki wilayahnya.
Amerika Serikat mengancam akan menerapkan tarif dagang 5% terhadap semua produk Meksiko apabila negara kecil itu tidak mengambat pergerakan migran dari selatan yang akan menuju wilayahnya. Dan tarif tersebut akan dinaikkan menjadi 25%.
Pada 7 Juni Meksiko setuju untuk mengurangi secara signifikan jumlah migran yang menuju perbatasan AS dalam kurun 45 hari.
Apabila tindakan itu gagal, pemerintahan Presiden Lopez Obrador mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengubah undang-undangnya supaya memenuhi tuntutan Presiden Trump.
Kebanyakan migran yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko berasal dari negara-negara Amerika Tengah yang mengalami konflik, kekerasan dan kemiskinan, seperti Guatemala, Honduras dan El Salvador.*