Hidayatullah.com—Setelah sebelumnya mengingkari pandemi Covid-19, kelompok bersenjata Al-Shabab sekarang dikabarkan telah membuka sebuah “tempat perawatan” bagi orang-orang yang dinyatakan positif terjangkit coronavirus di kota Jilib, di bagian selatan Somalia yang berada di bawah kendali mereka.
Radio Andalus yang dikelola Al-Shabab melaporkan bahwa kelompok itu juga membuka layanan telepon khusus 24 jam bagi warga yang mengalami gejala Covid-19, lansir BBC Sabtu (13/6/2020).
Tidak dijelaskan berapa banyak orang di daerah itu yang positif Covid-19. Radio Andalus juga tidak menyebutkan apakah kelompok itu memiliki alat pendeteksi Covid-19 dan apakah tenaga kesehatan mereka memiliki keterampilan untuk mendeteksi penyakit baru tersebut.
Awal bulan ini, ulama Al-Shabab Mohamedala-Mohamed mendesak agar warga melindungi diri mereka dari penyakit Covid-19 dengan mengkonsumsi ramuan herbal terutama bubuk kunyit dan campuran herbal lainnya.
Kementerian Kesehatan Somalia mengumumkan angka kasus Covid-19 setiap hari, tetapi tidak jelas apakah statistik yang mereka publikasikan termasuk kasus yang terjadi di daerah-daerah yang dikuasai Al-Shabab.
Ketika virus itu terdeteksi pertama kali di Somalia pada bulan Maret, kelompok itu menyebutnya sebagai “azab dari Allah”.
Pada bulan April, pemimpin senior Al-Shabab yang juga seorang dai Fuad Shongole berkata, “Allah mengirim virus itu untuk menghukum orang-orang non-Muslim.”
Pada bulan yang sama, jubir kelompok itu Ali Mohamud Rage juga mengatakan Covid-19 merupakan azab Allah terhadap “negara-negara non-Muslim sebagai balasan atas ketidakadilan dan penindasan mereka terhadap Muslim”.*