Hidayatullah.com—Kebijakan baru yang melarang mempekerjakan tukang cukur dari India akan berdampak kepada kedai pangkas rambut ikonik khas India, kata Malaysian Indian Hair Dressing Salon Owners Association (MIHDSOA)
“Kami sudah menjadi bagian dari lanskap negeri ini selama lebih dari 100 tahun, sebagian kedai bahkan bertahan selama tiga generasi.
“Anggota kami khawatir kebijakan baru itu kemungkinan akan memaksa kedai-kedai gunting rambut tutup, karena kekurangan tukang cukur India,” kata wakil ketua asosiasi itu M. Ganathiban dalam wawancara seperti dikutip The Star Ahad (15/9/2019).
Bulan lalu pemerintah Malaysia mengumumkan pemberhentian bertahap penggunaan tenaga kerja asing di bidang usaha cuci pakaian, tekstil, penataan rambut dan pembuatan perhiasan emas.
Kebijakan itu akan diimplementasikan bertahap mulai sekarang sampai tahun 2021, dengan tujuan memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Ganathiban, yang juga ketua asosiasi untuk wilayah Selangor dan Teritori Federal, mengatakan bahwa ada 718 kedai pangkas rambut India di seluruh penjuru Malaysia yang terdaftar di organisasinya. Sebanyak 171 di antaranya berlokasi di Klang Valley.
“Kami telah memberikan jasa kepada orang-orang Malaysia dari semua ras dan usia dari generasi ke generasi… Kebanyakan pelanggan kami berasal dari kelompok berpendapatan menengah ke bawah yang tidak sanggup pergi ke salon-salon modern dan mahal,” paparnya.
Ganathiban mengatakan ongkos potong rambut di kedai tradisional India RM10 sampai RM14, bandingkan dengan salon modern yang mencapai RM35.
Meskipun dia mengaku mendukung kebijakan pemerintah soal pengurangan pemakaian tenaga kerja asing di Malaysia, dia berdalih tukang pangkas rambut hanya sebagian kecil dari total tenaga kerja asing di Malaysia.
“Setiap kedai gunting rambut mempekerjakan sekitar tiga tukang cukur India, dan sulit menggantinya apabila mereka kembali ke kampungnya,” kata Ganathiban, seraya menambahkan bahwa asosiasinya tidak diajak bicara soal kebijakan baru itu.
Ganathiban mengatakan pihak berwenang seharusnya menarget salon-salon yang memakai tenaga kerja asing ilegal.*