Hidayatullah.com–Asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Australia tertiup angin hingga menyeberangi Samudera Pasifik dan mencapai Amerika Selatan, kata UN World Meteorogical Organization (WMO) hari Selasa (7/1/2020).
Langit di bagian tengah Chile menjadi abu-abu dan WMO menerima laporan dari badan meteorologi lokal bahwa langit di ibu kota Argentina Buenos Aires tanpak merah ketika matahari tenggelam.
“Kebakaran mengakibatkan qualitas udara berbahaya di kota-kota besar di seluruh Australia, berdampak pada New Zealand dan mengirimkan asapnya jauh hingga ribuan kilometer menyeberangi Pasifik sampai ke Amerika Selatan,” kata WMO seperti dilansir DW.
Di Jenewa jubir WMO Clarre Nullis mengatakan kepada para reporter bahwa asap “kemungkinan” sudah mencapai Antartika.
Pihak berwenang mengatakan asap tersebut tidak menimbulkan bahaya kesehatan di Amerika Selatan, sekitar 11.000 kilometer jauhnya dari Australia.
Sejak Oktober 2019, karhutla di Australia melepaskan 400 megaton karbon dioksida, kata lembaga pemantau Uni Eropa Copernicus hari Senin.
Pada 2 Januari 2020, program Copernicus mencatat kadar tertinggi karbon monoksida di atmosfer kawasan Pasifik Selatan, daerah yang paling “bersih” udaranya di dunia, yang berasal dari asap kebakaran di Australia.
Sejauh ini kebakaran semak, lahan dan hutan di negeri kangguru itu telah merenggut nyawa 25 orang, menewaskan jutaan hewan, merusak ribuan rumah, serta membumihanguskan area seluas sekitar 110.000 kilometer persegi.*