Hidayatullah.com—Sebuah pangkalan riset di Antartika mencatat suhu terpanas di benua itu, di tengah-tengah kekhawatiran pemanasan global yang menyebabkan lapisan es mencair di sekitar kutub selatan Bumi.
Pangkalan riset Esperanza yang terletak di ujung utara semenanjung Antartika mencatat suhu udara 18,3 derajat Celsius, yang tertinggi sejak pencatatan suhu dilakukan, kata World Meteorological Organization (WMO) hari Jumat (7/2/2020).
“Ini bukan temperatur yang biasanya Anda asosiasikan dengan Antartika bahkan di musim panas. Ini mengalahkan rekor sebelumnya 17,5 derajat C, yang tercatat pada tahun 2015,” kata jubir WMO Clare Nullis kepada para reporter di Jenewa, Swiss, seperti dikutip Reuters.
“Semenanjung Antartika .. termasuk kawasandi planet ini yang paling cepat mengalami pemanasan. Kita sudah mendengar banyak tentang Arktik, tapi yang satu ini merupakan bagian dari semenanjung Antartika yang memanas sangat cepat,” kata Nullis.
Temperatur tersebut dicatat di pangkalan milik Argentina hari Kamis (6/2/2020).
Sebuah komite WMO akan memverifikasi apakah temperatur yang dicatatkan oleh lembaga meteorologi nasional Argentina itu merupakan rekor terbaru bagi benua Antartika. Rekor di kawasan Antartika yang lebih luas adalah 19,8 derajat Celsius pada bulan Januari 1982.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Jumlah es yang hilang setiap tahun dari lapisan es Antartika naik sedikitnya enam kali lipat antara 1979 dan 2017,” imbuh Nullis, sambil menunjukkan gambar retakan lapisan es di gletser-gletser Antartika.
“Mencairnya gletser-gletser ini, seperti yang Anda ketahui, artinya kita berada dalam masalh besar ketika bicara soal kenaikan permukaan laut,” kata Nullis.*