Hidayatullah.com— Sudah satu bulan Liberia mengalami kelangkaan bahan bakar minyak.
Jalan-jalan raya umumnya menjadi sepi. Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) merupakan satu-satunya tempat yang sibuk dan sebagian dipenuhi kendaraan antre, yang berharap bahan bakar masih tersedia ketika giliran mereka tiba.
Banyak orang tidak pergi bekerja dan para pelajar tidak pergi ke sekolah karena tidak beroperasinya transportasi umum.
Awalnya pihak berwenang menyalahkan spekulan penimbun BBM sebagai biang kerok kelangkaan.
Namun importir BBM swasta, tanpa bersedia disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa kelangkaan justru disebabkan oleh keputusan pemerintah untuk mengambil stok dari tangki timbun mereka yang berada di pelabuhan ibu kota Monrovia tanpa mengisi ulang tangki timbun tersebut, lapor BBC Sabtu (15/2/2020).
Menteri Perdagangan Wilson Tarpeh membantahnya.
Koleganya, Menteri Informasi Eugene Nagbe hari Kamis meminta agar masyarakat tenang, dengan mengatakan bahwa kiriman BBM dalam jumlah besar akan segera tiba.
Pelabuhan Monrovia dikeruk agar kapal tanker besar bisa merapat sehingga menyebabkan kelangkaan BBM adalah cerita masa lalu, katanya.
Sebuah perusahaan BBM swasta sudah dikirim ke negara tetangga Sierra Leone untuk meminta mengirimkan stok yang mereka punya guna meringankan kesulitan rakyat Liberia.*