Hidayatullah.com–Prancis melarang kerumunan publik lebih dari 1.000 orang guna meredam penyebaran Covid-19, kata Menteri Kesehatan hari Ahad (8/3/2020).
Pembatasan baru ini akan berdampak utamanya pada acara olahraga dan hiburan.
Menteri Kesehatan Olivier Véran mengatakan pihak berwenang akan merilis daftar acara-acara yang dianggap “bermanfaat untuk kehidupan nasional” yang akan diperbolehkan tetap digelar, termasuk sebagian demonstrasi warga.
Larangan berkumpul ini merupakan pengetatan dari aturan sebelumnya yang melarang kerumunan publik lebih dari 5.000 orang yang direncanakan akan berlaku sampai 15 April. Véran tidak menyebutkan batas akhir berlakunya aturan yang lebih ketat ini, lapor RFI.
Pameran buku terbesar tahinan Prancis dan konvensi tato sudah dibatalkan. Pertandingan Paris Saint-Germain’s Ligue 1 di Strasbourg hari Sabtu ditunda, demikian pula pertandingan Six Nations rugby wanita antara Prancis dan Skotlandia.
Menteri Perekonomian Bruno Le Maire hari Senin (9/3/2020) pagi memperingatkan bahwa penyebaran coronavirus berarti pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar akan kurang dari 1,3 persen dari PDB yang diharapkan pada tahun 2020.
“Pekan-pekan ke depan akan sulit,” kata Véran usai rapat darurat dengan Presiden Emmanuel Macron.
“Malam ini kita masih berada di ‘tahap kedua’, artinya prioritas kita adalah melakukan segalanya yang mungkin untuk meredam penyebaran virus di wilayah nasional kita.”
Namun, macron mengatakan bahwa Prancis “tidak mungkin menghindari” penutupan sekolah dan layanan transportasi publik sementara status waspada memasuki tahap ketiga. Pada tahap itu, pembatasan yang diberlakukan bukan untuk menghentikan penyebaran penyakit melainkan untuk meminimalisir dampaknya.
“Wabah ini, pada titik ini, belum merambah seluruh penjuru negeri, tetapi memang menjangkiti sejumlah daerah,” kata Véran.
Sekolah dan taman kanak-kanak akan ditutup selama dua pekan mulai Senin (9/3/2020) di wilayah Haut-Rhin dan Oise, dua daerah di Prancis yang paling banyak kasus coronavirus. Kebijakan itu akan berdampak pada hampir 300.000 murid sekolah, yang akan diberikan akses pembelajaran jarak jauh.
Véran mengisyaratkan bahwa pemilihan umum tingkat daerah di seluruh Prancis yang dijadwalkan digelar pada dua akhir pekan mendatang akan tetap berlangsung.
Prancis merupakan negara Eropa yang paling parah terpapar coronavirus setelah Italia. Sampai hari Ahad, di Prancis tercatat 19 kematian dan 1.126 infeksi Covid-19.
Otoritas kesehatan wilayah Paris mengatakan ada dua anggota lagi yang terinfeksi coronavirus. Identitas mereka belum dirilis, lapor RFI Senin. Dengan demikian, total ada 4 anggota legislatif Prancis yang terinfeksi coronavirus.
Sementara itu, dua karyawan parlemen Prancis juga dikabarkan positif menderita Covid-19.*