Hidayatullah.com–Hongkong, Singapura dan Osaka baru saja diperingkat sebagai kota-kota paling mahal di dunia untuk ditinggali.
Namun, mungkin sekarang tidak lagi demikian disebabkan dampak wabah coronavirus.
Kota-kota yang memperoleh sebagian besarnya dari pariwisata akan menjadi murah sebab perekonomian mereka menyusut dan harga-harga terdorong turun.
Ini merupakan salah satu prediksi yang dibuat oleh Economist Intelligence Unit (EIU), yang melacak biaya hidup di berbagai daerah di dunia.
Worldwide Cost of Living Survey untuk tahun 2020 disusun EIU pada bulan November 2019, sebelum coronavirus menjadi pandemi. Survei selanjutnya yang dibuat EIU bisa jadi tampak sangat berbeda.
Dampak coronavirus mengguncang perekonomian dunia, dengan industri perjalanan dan pariwisata terpukul paling keras. Hong Kong dan Singapura adalah dua kota yang kemungkinan mengalami penurunan pendapatan sebab aktivitas yang berkaitan dengan pariwisata dan permintaan akan akomodasi dan restoran menurun tajam. Melemahnya permintaan ini dapat mendorong harg-hargaturun, menjadikan kota-kota tersebut lebih murah bagi penduduknya.
EIU menampakkan Osaka mengalahkan Paris dari peringkat tiga teratas kota termahal sebab penguatan yen menjadikan kota terbesar ketiga di Jepang itu semakin mahal untuk ditinggali.
Para peneliti melihat lebih dri 400 harga dari 160 produk dan jasa, termasuk kendaraan dan barang elektronik yang mengalami gangguan suplai di China.
Sementara industri otomotif terdampak parah dengan ditutupnya pabrik pada bulan Januari dan Februari, produksi kembali pulih secara bertahap ke kondisi sebelum wabah coronavirus. Ini dapat mengkibatkan harga kendaraan sebab produsen dan dealer kelebihan stok.
“Begitu permintaan mulai kembali, kami memperkirakan harga kendaraan akan lebih rendah, bukan lebih tinggi, sebab produsen dan dealer kendaraan berusaha meraih kembali pendapatannya yang luput. Di negara atau daerah di mana otomotif merupakan industri yang penting, subsidi ikut menurunkan harga,” kata Ana Nicholls, direktur industru di EIU, seperti dilansir BBC Rabu (17/3/2020).
Konsumen kemungkinan akan beralih ke merek mobil yang memiliki rantai suplai lebih kuat dan tidak banyak gangguan, imbuhnya.
EIU juga memperkirakan biaya hidup di sejumlah kota mungkin aan naik sebab kebijakan-kebijakan untuk meredam penyebaran virus menyebabkan bisnis melonjak.*