Hidayatullah.com—India akan mengubah 500 gerbong kereta lagi untuk menyediakan 8.000 tempat tidur tambahan bagi pasien Covid-19 di kota Delhi, di tengah meroketnya angka infeksi baru coronavirus.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengumumkan kebijakan kedaruratan baru untuk wilayah Delhi, termasuk penambahan tes Covid-19. Rumah panti perawatan juga akan dijadikan tempat perawatan pasien Covid-19. Dia telah bertemu dengan Menteri Kepala Delhi Arvind Kejriwal guna membahas hal tersebut.
Pertambahan kasus Covid-19 terkonfirmasi harian di India sudah hampir mencapai 1.200. Sejauh ini total ada 320.922 kasus infeksi terkonfirmasi resmi, sehingga menjadikan India negara keempat terbanyak kasus infeksi Covid-19 di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil dan Rusia.
Menurut data yang dikumpulkan Johns Hopkins University dari sumber-sumber resmi angka kematian Covid-19 mencapai 9.195.
Hindustan Times melaporkan bahwa Delhi merupakan negara bagian ketiga terparah yang terpapar coronavirus di India setelah Maharashtra dan Tamil Nadu, lansir BBC Ahad (14/6/2020).
Hindustan Times melaporkan bahwa kapasitas tempat tidur di rumah sakit pemerintah dan swasta di Delhi untuk pasien Covid-19 mencapai 9.698 dan 4.248 di antaranya masih kosong.
Pemerintah daerah Delhi yang dipimpin Kejriwal berencana menggunakan 40 hotel dan 77 aula untuk dijadikan tempat perawatan sementara pasien Covid-19.
India mulai mengubah gerbong kereta menjadi ruang isolasi atau karantina pasien coronavirus sejak April, ketika sebagian besar jadwal perjalanan kereta ditangguhkan guna meredam penyebaran Covid-19.
Bulan lalu pemerintah pusat mengumumkan rencana pencabutan lockdown yang diberlakukan di sejumlah wilayah di India sejak 25 Maret. India tidak memberlakukan penguncian wilayah secara nasional karena negara itu tidak sanggup menanggung konsekuensi ekonomi dan sosial yang ditimbulkannya.
Seiring dengan pelonggaran aturan karantina wilayah, jalan, pasar dan berbagai tempat-tempat usaha kembali ramai, dan seiring dengan itu terjadi peningkatan angka penularan coronavirus baru.*