Hidayatullah.com–Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Mesir, Mayor Jenderal Kamal Amer, membantah bahwa pasukan Mesir telah dikerahkan ke Suriah. Berbicara kepada Erem News, Amer mengatakan bahwa mandat terakhir untuk mengerahkan pasukan Mesir di luar negeri adalah untuk Libya.
Wakil kepala Komite Pertahanan, juga menolak laporan itu sebagai “rumor tak berdasar”. Sebuah sumber lokal di provinsi Idlib, pada Sabtu (02/08/2020) juga membantah klaim Turki bahwa tentara Mesir bertempur bersama rezim Suriah dan milisi Iran di Suriah.
Pekan lalu, Anadolu Agency milik pemerintah Turki melaporkan bahwa Mesir mengirim hampir 150 tentara ke Suriah untuk berperang di jajaran rezim Assad. Ahmad Abu Mohammad, seorang aktivis Suriah yang berbasis di Idlib yang melaporkan konflik di sana, mengatakan kepada North Press bahwa tidak ada pasukan Mesir di wilayah itu.
“Kantor berita Anadolu telah menerbitkan berita palsu dua tahun lalu tentang pilot Mesir yang beroperasi di pangkalan udara militer Hama yang dikuasai rezim,” klaimnya.
Namun, seorang komandan oposisi Suriah, Brigadir Fateh Hassoun, mengatakan kepada layanan berbahasa Arab New Arab, bahwa kedatangan pasukan Mesir ke Suriah terkait dengan konflik proxi Mesir dengan Turki di Libya.
Turki telah memberikan dukungan kritis kepada Pemerintah Libya yang diakui secara internasional, sementara Mesir – bersama Rusia dan UEA – telah mendukung panglima perang Khalifa Haftar. Bulan lalu, aliansi Haftar meminta Kairo untuk campur tangan secara militer untuk menentang Turki.
Anadolu Agency pada Kamis (30/07/2020) melaporkan bahwa sumber-sumber militer menyatakan Mesir telah mengirim hampir 150 tentara ke Suriah untuk berperang di jajaran rezim Assad. Disebutkan bahwa para prajurit telah dikirim ke pedesaan Aleppo, daerah Idlib yang berkoordinasi dengan Pengawal Revolusi Iran melalui Bandara Militer Hama.
Pasukan kemudian dikerahkan di daerah Khan al-Asal di pedesaan barat Aleppo dan di sekitar kota Saraqib di pedesaan selatan Idlib. Anadolu Agency menambahkan bahwa tentara Mesir dikerahkan dengan senjata ringan dan didampingi oleh kelompok-kelompok teroris yang didukung Iran di garis depan melawan faksi oposisi Suriah yang moderat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kedatangan tentara Mesir menurut Anadolu Agency, juga bertepatan dengan peningkatan penyebaran kelompok-kelompok Iran dan pasukan rezim di garis depan melawan pasukan oposisi yang dikerahkan di zona de-eskalasi di tengah pelanggaran baru-baru ini gencatan senjata yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Idlib jatuh dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018. Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya, secara konsisten telah melanggar ketentuan gencatan senjata, dengan sering melancarkan serangan di dalam zona tersebut.
Sejak Januari 2019, serangan itu menewaskan lebih dari 1.800 warga sipil dan menyebabkan perpindahan lebih dari 1.942 juta ke daerah yang relatif lebih aman atau perbatasan Turki.*