Hidayatullah.com–Sebuah tim perwakilan politik Taliban telah tiba Islamabad, Pakistan untuk melakukan negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan kelompok militan tersebut. Tim terdiri dari anggota utama perundingan Taliban, di mana para pejabat senior pada pekan ini akan mendesak mereka terkait pentingnya memulai perundingan damai seperti yang dilaporkan TRT World (25/08/2020).
Menteri luar negeri Pakistan mengatakan pada Senin bahwa pertemuan itu dilakukan pada saat yang genting dalam konflik Afghanistan, dengan perundingan sekali lagi terhenti di tengah pertukaran tahanan yang kontroversial. “Delegasi berada di Islamabad dan kami akan memulai putaran pembicaraan dengan mereka besok sebagai bagian dari upaya yang bertujuan untuk (membangun) rasa saling percaya,” Menlu Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan pada konferensi pers.
Taliban dan pemerintah Afghanistan telah mengisyaratkan bahwa mereka siap untuk memulai pembicaraan segera setelah Idul Adha, yang berakhir awal bulan ini, tetapi prosesnya tetap macet karena pertukaran tahanan.
Kabul telah membebaskan sekitar 4.680 tahanan militant sementara Taliban mengatakan mereka telah membebaskan 1.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan, yang secara umum memenuhi salah satu uraian kesepakatan yang dicapai antara Taliban dan AS. Namun, pertukaran tahanan terhenti pada beberapa ratus tahanan, yang oleh Kabul disebut sebagai para pejuang berbahaya yang terlibat serangan mematikan.
Qureshi mengatakan Islamabad telah mengundang Taliban ke Pakistan untuk menekankan pentingan berunding, dengan mengatakan bahwa negosiasi adalah “satu-satu jalan untuk maju” di Afghanistan. “Perdamaian ini untuk rakyat Afghanistan, dan tugas kami adalah sebagai fasilitator yang tujuan utamanya adalah untuk mengamankan perdamaian dan fase berikutnya seharusnya menjadi awal dialog intra-Afghanistan,” tambahnya.
Pada Oktober 2019, Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban yang menghabiskan delapan tahun dalam tahanan Pakistan hingga 2018, memimpin delegasi ke Islamabad menjelang kesepakatan yang ditandatangani pejuang militan pada Februari dengan Washington. Pemerintah Pakistan mengatakan pengaruhnya atas Taliban mendorong para militan untuk bergabung dalam pembicaraan dengan AS.
Ketegangan masih tinggi antara Islamabad dan Kabul, dengan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani sering mengecam Islamabad karena diduga melindungi, mendanai dan memasok Taliban. Pakistan, yang merupakan satu dari hanya tiga negara yang mengakui kekuasaan Taliban pada 1990-an, membantah klaim tersebut.
Pada hari Ahad, juru bicara Taliban Suhail Shaheen menulis dalam tweetnya bahwa Baradar dan negosiator lain akan membahas “perkembangan terakhir dalam proses perdamaian Afghanistan, relaksasi dan kelonggaran pergerakan masyarakat dan perdagangan antara dua negara tetangga.”