Hidayatullah.com—Ibrahim Boubacar Keita presiden Mali yang bulan lalu dikudeta oleh militer telah pergi meninggalkan negaranya.
Keita, 75, terbang ke Uni Emirat Arab hari Sabtu (5/9/2020) untuk menjalani perawatan medis setelah mengalami stroke ringan, kata para pejabat militer seperti dilansir BBC.
Keita dilengserkan pada 18 Agustus oleh militer menyusul demonstrasi massa yang menentang pemerintahannya yang dituding korup, tidak becus menangani masalah perekonomian dan banyaknya sengketa hasil pemilihan umum.
Kudeta itu mendapat banyak kecaman internasional, tetapi di dalam negeri sebagian rakyat menyambutnya dengan suka cita.
Begitu dilengserkan Keita ditahan oleh militer, tetapi kemudian dipulangkan ke rumahnya.
Hari Kamis, dia keluar dari sebuah rumah sakit swasta di ibu kotaBamako setelah dua hari dirawat karena stroke ringan, lapor AFP.
Mantan kepala stafnya mengatakan dia diperbolehkan pergi sampai 15 hari.
Reporter BBC Seydina Alioune Djigo mengatakan Keita berangkat menuju ibu kota UAE, Abu Dhabi, setelah perwakilan-perwakilan dari organisasi regional Ecowas dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan perundingan dengan para pemimpin militer.
Ecowas memberikan jaminan kepada junta bahwa Keita akan kembali apabila dia menjadi tersangka dugaan pidana yang dilakukan selama 7 tahun pemerintahannya.
Kudeta terhadap Keita itu merupakan pengambilalihan kekuasaan secara paksa yang keempat di Mali setelah negara di kawasan Afrika Barat itu merdeka dari Prancis pada tahun 1960.*