Hidayatullah.com–Tidak hanya orang Finlandia mengikuti aturan yang berlaku, riset
European Parliament pekan lalu menemukan bahwa 23 persen responden di negara itu mengatakan bahwa lockdown sebenarnya justru meningkatkan kualitas hidup mereka, sehingga menjadikan Finlandia sebagai negara paling bersikap positif di Eropa terhadap berbagai kebijakan pembatasan coronavirus, lapor AFP.
Salah satu penyebab mungkin relatif mudahnya bagi orang di Finlandia untuk kerja dari rumah di lingkungan negara yang sudah serba digital.
“Perekonomiannya sudah terstruktur sehingga tidak perlu sebagian besar tenaga kerja di Finlandia pergi ke tempat kerja,” kata Nelli Hankonen, associate professor bidang psikologi sosial di Universitas Helsinki, kepada AFP Selasa (3/11/2020).
Meskipun mata internasional banyak yang memandang ke arah negara tetangga Swedia dalam hal kebijakan penanggulangan pandemi coronavirus, Finlandia tanpa banyak berkoar-koar berhasil menjaga angka infeksi lebih rendah sampai lima kali dari rata-rata Uni Eropa, sementara dampak perekonomiannya tidak signifikan.
Dalam kurun dua pekan terakhir, negara di kawasan Nordik itu mencatat 45,7 kasus per 100.000 penduduk, tingkat terendah di Uni Eropa menurut WHO.
Ketika coronavirus pertama kali terdeteksi di negara itu pada bulan Maret, pemerintah langsung memberlakukan lockdown selama dua bulan dan larangan keluar-masuk ibukota.
Aplikasi ponsel sistem pelacakan coronavirus, Corona Flash, diunduh 2,5 juta kali di negara berpenduduk 5,5 juta jiwa itu. Aplikasinya pun berjalan lancar tanpa ada gangguan seperti kebocoran data pengguna dan malfungsi seperti yang terjadi pada aplikasi serupa di Inggris dan Norwegia.
Oleh karena tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah –yang memang membuktikan dirinya layak dipercaya– sangat tinggi, maka sedikit saja penentangan yang muncul dari rakyat terkait kebijakan pembatasan coronavirus.*