Hidayatullah.com– Jepang telah menyaksikan lonjakan tajam kasus bunuh diri, sebagian besar perempuan, di tengah pandemi virus corona baru yang memaksa pemerintha di seluruh dunia untuk memberlakukan penguncian wilayah, jam malam dan penangguhan beberapa roda ekonomi.
Dilansir TRT World pada Selasa (01/12/2020), statistik pemerintah Jepang menunjukkan bahwa kematian dikarenakan bunuh diri dalam satu bulan telah melampaui jumlah kematian akibat Covid-19 di negara kepulauan Asia timur itu. Badan Kepolisian Nasional Jepang mengatakan bahwa kasus bunuh diri meningkat menjadi 2.153 di bulan Oktober dari 1.805 di bulan September.
Jumlah kasus bunuh diri juga meningkat dalam empat bulan terakhir, dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Jepang secara historis memiliki angka bunuh diri yang tinggi.
Meskipun bunuh diri adalah masalah sosial utama di Jepang, pembatasan interaksi sosial telah membuat orang terisolasi, dan banyak yang kehilangan pekerjaan karena dampak ekonomi pandemi. Jumlah kasus bunuh diri di Jepang adalah 21.897 pada tahun 2016, yang menempatkannya di urutan teratas untuk kasus bunuh diri di negara maju.
Sebelum pandemi, tingkat bunuh diri menurun di Jepang – turun 4,2 persen pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya, ke rekor terendah 19.959. Angka tersebut lebih rendah dari 20.000 untuk pertama kalinya sejak 1978 ketika pihak berwenang mulai mengumpulkan data.
Apakah pandemi mendorong orang untuk bunuh diri?
Pemerintah sedang mencoba untuk menentukan apakah peningkatan itu terkait dengan penyebaran virus corona baru, yang telah merenggut lebih dari satu juta jiwa di seluruh dunia. Pengangguran massal, kecemasan, dan isolasi sosial diduga menjadi pendorong utama lonjakan bunuh diri di Jepang, meskipun sebagian besar juga dipicu oleh pandemi.
“Kita bahkan tidak melakukan lockdown, dan dampak Covid-19 sangat minimal dibandingkan dengan negara lain … tetapi kami masih melihat peningkatan besar dalam jumlah kasus bunuh diri,” Michiko Ueda, profesor di Universitas Waseda di Tokyo, kata CNN. “Itu menunjukkan bahwa negara-negara lain mungkin melihat peningkatan serupa atau bahkan lebih besar dalam jumlah kasus bunuh diri di masa depan,” tambah Ueda.
Menurut penelitian yang dilakukan di AS, sejumlah besar orang dewasa menderita masalah kesehatan mental yang terkait dengan Covid-19 pada bulan Juni. Namun, “orang dewasa yang lebih muda, ras/etnis minoritas, pekerja esensial, dan pengasuh dewasa yang tidak dibayar melaporkan telah mengalami hasil kesehatan mental yang lebih buruk secara tidak proporsional, peningkatan penggunaan narkoba, dan peningkatan keinginan untuk bunuh diri,” tulis para peneliti.*