Hidayatullah.com–Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman hari Selasa meresmikan pameran manuskrip langka di perpustakaan Masjid Nabawi, Makkah. Peresmian dihadiri Presiden Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci, Syeikh Dr. Abdulrahman Al-Sudais, dan Sekretaris Jenderal Yayasan King Abdul Aziz untuk Riset dan Arsip (Darah), Dr. Fahd. Al-Samari.
Pangeran Faisal memeriksa isi pameran, meliputi manuskrip dan buku paling terkenal dan terlangka di perpustakaan Masjid Nabawi. Selain itu, Pangeran Faisal juga memeriksa banyak artefak sejarah lain, kutip laman Arab News.
Pameran ini dilaksanakan untuk mengungkap sejarah kodifikasi Al-Qur’an, kekayaan pendidikan di Masjid Nabawi dan perpustakaannya, serta sejarah Kerajaan Saudi.
Panitia mengungkapkan, pameran tersebut akan menampilkan warisan Islam, mahakarya sains Islam dan produk intelektual Muslim Arab. Faisal juga menandatangani kesepakatan dengan penjaga Dua Masjid Suci untuk mengadakan program yang berbeda bagi para jamaah umroh dan pengunjung agar mereka mengenal peran manuskrip dalam sejarah Arab.
“Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci berusaha menyoroti peran manuskrip sepanjang sejarah Arab dalam melestarikan dan menyimpan informasi serta membuatnya tersedia untuk semua orang,” ujar Syeikh Al-Sudais.
Dalam peresmian hari Selasa, Pangeran Faisal juga melakukan penandatanganan dua nota kesepahaman dan kerja sama (MoU) antara Presidensi Umum Urusan Masjid Nabawi. Nota kesepahaman dan kerjasama yang ditandatangani bersama oleh Al-Sudais dan Dr. Fahd. Al-Samari.
MoU lainnya ditandatangani antara Presidensi Umum Urusan Masjid Nabawi dan Pusat Penelitian dan Studi Al-Madinah Al-Munawwarah. Pangeran Faisal juga menghadiri upacara penandatanganan kontrak kerjasama ilmiah antara Darah dan Perpustakaan Sheikh Jaafar Fakih.
Pada bulan Oktober, otoritas Saudi mengizinkan jamaah umroh untuk kembali beribadah di Masjid Nabawi. Ini dilakukan setelah adaanya penangguhan selama tujuh bulan, dipicu oleh pandemi virus corona global.
Umat Muslim, yang melakukan umrah atau kurang ziarah di Masjidil Haram di Mekah, biasanya mengunjungi Madinah dan sholat di Masjid Nabawi. Perjalanan umrah dilanjutkan Oktober lalu sesuai dengan rencana bertahap dan di tengah langkah-langkah ketat terhadap Covid-19.*