Hidayatullah.com—Investasi China di Australia turun 61℅ pada tahun 2020, terendah kurun 6 tahun terakhir.
Penurunan investasi itu bersamaan dengan memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.
Australian National University’s Chinese Investment in Australia Database (CHIIA) mencatat investasi China tahun lalu hanya sedikit di atas $780 juta (A$1 miliar ; £550 juta).
Hanya 20 investasi China tercatat pada tahun 2020, jauh di bawah tahun 2016 yang mencapai puncak dengan jumlah 111 investasi, lansir BBC Senin (1/3/2021).
Penurunan tahun lalu itu lebih besa
Tahun 2019 total investasi China mencapai $1,57 miliar.
Dr Shiro Armstrong, direktur East Asian Bureau of Economic Research di mana CHIIA berada, mengatakan bahwa penurunan investasi China di Australia itu lebih besar dibanding penurunan investasi asing global tahun lalu.
“Secara global investasi langsung asing turun 42% menurut United Nations (UN),” kata Dr Armstrong dalam rilis media. “Data UN diukur secara berbeda, tetapi kejatuhan investasi China di Australia jauh lebih besar.”
Beberapa tahun terakhir perusahaan-perusahaan China berinvestasi di semua sektor perekonomian Australia. Akan tetapi mereka hanya membeli di sektor real estate ($357 juta), pertambangan ($321 juta) dan manufacturing ($119 juta) tahun kemarin.
Penurunan itu antara lain karena perubahan pengaturan investasi Australia selama pandemi Covid-19. Contohnya pemerintah mengumumkan kebijakan sementara pada bulan Maret bahwa setiap pengajuan investasi akan diteliti secara cermat oleh Australia’s Foreign Investment Review Board (FIRB). Padahal sebelumnya ketentuan itu hanya berlaku bagi transaksi non-sensititif dengan nilai $930 juta atau $213 juta bagi investor yang berasal dari negara tanpa perjanjian dagang dengan Australia. Akhirnya pemeriksaan yang biasanya hanya membutuhkan waktu 30 hari molor hingga 6 bulan.
Pada Juli tahun lalu pemerintah Australia juga menambahkan yes keamanan nasional dan membolehkan Kementerian Keuangan membatalkan investasi asing yang sudah disepakati.
Perang tariff antara kedua negara juga memperburuk iklim investasi, terlebih China merupakan mitra niaga terbesar Australia.*