Hidayatullah.com — PBB sedang dalam negosiasi dengan Beijing untuk kunjungan “tanpa pembatasan” ke Xinjiang untuk melihat bagaimana minoritas Muslim Uighur diperlakukan. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Ahad (28/03/2021), lansir The New Arab.
Setidaknya satu juta Muslim Uighur dan berbagai kelompok Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di wilayah barat laut, menurut kelompok hak asasi manusia AS dan Australia, yang menuduh pihak berwenang China melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dan melakukan kerja paksa.
China telah berulang kali membantah kritik atas perlakuannya terhadap kelompok tersebut.
“Negosiasi (untuk kunjungan ke Xinjiang) serius saat ini sedang berlangsung antara Kantor Komisaris (Hak Asasi Manusia PBB) dan pemerintah China,” pungkas mantan Komisioner Tinggi untuk Pengungsi PBB kepada jaringan televisi CBC Kanada.
“Saya berharap mereka segera mencapai kesepakatan” untuk mengizinkan kunjungan “tanpa batasan atau batasan,” tambahnya.
Guterres mengatakan China telah berulang kali menegaskan kepadanya “bahwa mereka ingin misi itu berlangsung.”
Pada hari Sabtu (27/03/2021), Beijing mengumumkan sanksi terhadap dua orang Amerika, seorang Kanada dan badan advokasi hak yang mengkritik perlakuannya terhadap Uyghur, yang menurut pejabat AS merupakan genosida.
Guterres mengatakan dia juga mengikuti “dengan keprihatinan” nasib dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditahan di China atas tuduhan spionase.
Penahanan mereka, yang dikecam Ottawa sebagai “sewenang-wenang”, secara luas dipandang di Barat sebagai pembalasan atas penangkapan dan penahanan lanjutan Meng Wanzhou di Kanada, seorang eksekutif raksasa telekomunikasi China Huawei.
“Posisi kami sangat jelas,” ungkap Guterres kepada CBC: “bahwa dalam semua situasi seperti ini, harus ada proses dan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dari orang-orang yang terlibat.”