Hidayatullah.com—Pemerintah Kenya tidak akan menutup kamp pengungsi Dadaab dan Kakuma tetapi mereka ingin ada solusinya, kata pimpinan organisasi urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pimpinan UNHCR Filippo Grandi mengunjungi negara Republik Demokratik Kongo, Rwanda dan Burundi, guna mengkaji masalah yang dihadapi para pengungsi di kawasan itu saat ini.
Bulan lalu, Kenya memberi ultimatum 14 hari kepada UNHCR untuk menutup kamp Dadaab dan Kakuma, dengan alasan masalah keamanan dan Kementerian Dalam Negeri mengatakan tidak ada ruang untuk negosiasi lebih lanjut.
Di Rwanda hari Ahad (26/4/2021), Grandi mengatakan kepada para jurnalis bahwa pihaknya telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan pemerintah Kenya.
“Pemerintah Kenya tidak akan menutup kamp-kamp tersebut, pemerintah Kenya menginginkan ada solusi, mereka ingin melihat seperti bapa ke depannya,” kata Grandi seperti dikutip BBC.
UNHCR juga mengatakan telah menyerahkan ke pemerintah Kenya rencana masa depan kedua kamp tersebut.
Pada bulan April, Pengadilan Tinggi Kenya memblokir sementara upaya penutupan kedua kamp pengungsi itu yang menampung lebih dari 400.000 orang.*