Hidayatullah.com — Pengadilan Mesir telah menguatkan hukuman penjara untuk beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin dengan menggunakan tuduhan “berkolaborasi dengan Hamas”. Hal itu dilakukan meski hubungan antara negara dan kelompok Palestina tersebut terus membaik dalam beberapa bulan terakhir, lansir Middle East Eye.
Pengadilan Kasasi Mesir pada hari Rabu (28/07/2021) menolak banding oleh Mohamed Badie – pemimpin tertinggi Ikhwanul – wakilnya Khairat El-Shater dan lainnya, menegakkan hukuman seumur hidup mereka atas tuduhan bekerja dengan organisasi asing untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas nasional. Putusan itu sekarang sudah final dan tidak dapat diajukan banding.
Badie dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam beberapa kasus lain pada tahun 2013.
Pengadilan kasasi menambahkan bahwa kasus terhadap pemimpin politik Essam el-Erian telah dihentikan karena kematiannya pada tahun 2020.
Tujuh terdakwa, termasuk mantan juru bicara Ikhwanul, Gehad el-Haddad, dibebaskan.
Vonis terhadap para pemimpin Ikhwanul dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Kairo pada September 2019 setelah pengadilan ulang. Kasus ini dimulai pada 2014, setahun setelah mantan Presiden Mohamed Morsi digulingkan oleh penggantinya Abdel Fattah el-Sisi dalam kudeta militer.
Sisi sejak itu mengawasi tindakan keras terhadap oposisinya dari seluruh spektrum politik. Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar di negara itu, telah dilarang dan anggota serta pendukungnya dipenjara atau dikeluarkan dari kehidupan publik.
Pada bulan Juni, pengadilan kasasi menguatkan hukuman mati pada 12 anggota Ikhwan, termasuk dua pemimpin senior kelompok tersebut. Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa hukuman mati dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Hubungan yang Menegangkan
Pemerintah Mesir telah membantu Zionis “Israel” dalam blokade Jalur Gaza sejak Hamas mengambil alih pada tahun 2007, juga sering bertindak sebagai mediator selama masa konflik.
Sejak Sisi mengambil alih kekuasaan di Mesir pada 2013, ia telah menerapkan kebijakan yang umumnya keras terhadap Hamas, memandang mereka sebagai sekutu Ikhwanul Muslimin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun, dalam beberapa tahun terakhir hubungan mulai mencair, dengan Hamas berkolaborasi dengan Mesir dalam mengatasi pemberontakan kelompok Negara Islam di Semenanjung Sinai. Mesir juga mengizinkan hubungan diplomatik untuk dilanjutkan.
Pada tanggal 18 Mei, Sisi menjanjikan $500 juta untuk membantu rekonstruksi Jalur Gaza setelah serangan Zionis “Israel” di daerah kantong tersebut. Peralatan konstruksi Mesir mulai memasuki jalur tersebut pada awal Juni untuk membantu upaya tersebut.*