Hidayatullah.com—Pihak berwenang Turki mencegat sebuah perahu yang mengangkut lebih dari 200 migran Afghanistan yang sedang menuju Eropa di Laut Aegea, kata penjaga pantai Turki dan International Organization for Migration (IOM) Hari Rabu (28/7/2021) seperti dilansir Reuters.
Pencegatan yang dilakukan dekat pesisir Turki bagian timur terjadi di saat ratusan orang menyeberang ke Turki dari Iran, menyusul situasi tidak menentu di negara mereka sendiri setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO.
Warga Afghanistan bertahun-tahun menyeberang dari Iran ke Turki untuk selanjutnya menuju Eropa. Namun, besarnya angka penahanan bulan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gelombang baru migran ke Eropa.
Aparat mengatakan pekan lalu mereka sudah menahan 1.500 migran gelap, kebanyakan warga Afghanistan, di dekat perbatasan Iran dalam 10 hari sebelumnya.
Para migran yang dicegat di Laut Aegea diyakini akan menuju ke Italia, kata pihak penjaga pantai Turki. Dari 231 migran yang ada di kapal, 208 adalah warga Afghanistan dan lainnya warga Suriah, Iran, Eritrea dan Pakistan.
Petugas penjaga pantai menahan dua orang warga Turki yang mengemudikan perahu, dan membawa para migran ke sebuah pusat deportasi di kota Ayvacik di bagian barat Turki.
Pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan, yang telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah, ingin menghindari gelombang pengungsi lainnya, dan Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengatakan dua minggu lalu bahwa Turki sedang memantau gelombang pengungsi dan migran baru. Turki yang menerima kucuran dana jutaan euro dari Uni Eropa memiliki kewajiban mencegah arus migran ke Eropa – sebagai bagian dari syarat agar Turki bisa diterima sebagai anggota blok kerja sama Ekonomi terbesar dunia itu.
Turki saat ini sedang membangun tembok sepanjang 64 km (40 mil) yang membentang di sepanjang perbatasan dengan wilayah Iran di provinsi timur Van, tempat banyak migran menyeberang.
Badan PBB untuk urusan pengungsi UNHCR mengatakan ada lebih dari 100.000 pencari suaka Afghanistan di Turki tahun lalu.*