Hidayatullah.com—Agen-agen keamanan Rusia menangkap kepala sebuah lembaga penelitian penerbangan hipersonik dengan tuduhan pengkhianatan, lapor kantor berita Rusia Taas seperti dilansir BBC Jumat (13/8/2021).
Alexander Kuranov, seorang pakar bidang fisika plasma, merupakan desainer kepala di institut sistem hipersonik di St Petersburg, yang dalam bahasa Rusia disingkat NIPGS.
Rusia sedang mengembangkan misil hipersonik, yang dapat terbang lebih dari 5 kali kecepatan suara (Mach 5).
Kasus serupa pernah dilaporkan terjadi pada tahun 2018. Kala itu agen-agen FSB menangkap ilmuwan antariksa Viktor Kudryavtsev dan menggeledah beberapa fasilitas penelitian antariksa, termasuk TsNIIMash di Moskow, yang juga berusaha mengembangkan teknologi hipersonik.
Salah satu keahlian Kuranov, menurut situs web NIPGS, adalah program hipersonik Rusia yang disebut Ajax, yang mencakup daur ulang energi kendaraan antariksa dalam penerbangan guna menaikkan performanya.
Selama beberapa tahun Kuranov, 73, menyelenggarakan simposium Rusia-Amerika Serikat untuk pertukaran ilmiah bidang aerodinamika dan teknologi plasma.
Sebuah sumber FSB dikutip Tass mengatakan “penyelidik berencana meminta pengadilan untuk menetapkan masa penahan Kuranov dua bulan”.
Tidak jelas apakah Kuranov mengungkap rahasia misil yang sedang dikembangkan. Dia dituduh memberikan informasi rahasia ke orang asing tentang teknologi hipersonik.
Pada tahun 2019 Rusia mengumumkan pengerahan rudal-rudal hipersonik Avangard pertamanya, yang katanya bisa melesat lebih dari 20 kali kecepatan suara.
Diluncurkan dengan roket pendorong balistik, Avangard menggunakan teknologi “glide” – yang konon menjadikan rudal lebih mudah bermanuver dan dapat terbang rendah dibandingkan dengan misil era Perang Dingin, sehingga menjadikannya lebih sulit ditembak jatuh.
Rusia juga sedang menguji coba rudal penjelajah hipersonik yang ditembakkan dari kapal selam yang diberi nama 3M22 Zircon. Rudal hipersonik lain yang sekarang digunakan oleh Rusia adalah Kinzhal, yang diluncurkan dari pesawat tempur.
Presiden Vladimir Putin menyebut teknologi hipersonik Rusia tidak ada tandingannya. Pada tahun 2019, dia mengatakan Barat dan negara-negara lain berusia mengejar Rusia dalam bidang tersebut.*