Hidayatullah.com–Sebuah pasar bersejarah yang dibangun pada masa Khilafah Utsmani dan terletak di tengah Kota Kirkuk, Iraq terbakar.
Kawasan itu juga menjadi tempat tinggal penduduk dari mayoritas etnis Turkmen.
Penanggungjawab bagian media Direktorat Pemadam Kebakaran kota Kirkuk Kays Kerkuklu mengatakan kepada Anadolu Agency, terjadi kebakaran yang belum diketahui penyebabnya pada Ahad malam di Kayseri Bazaar.
Lebih dari 400 toko di dalam pasar itu hangus terbakar.
Baca: Simposium ‘Gaya Hidup Era Khilafah Utsmaniyah Diadakan di Istanbul
Kerkuklu mengatakan, puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Tak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran yang berlanjut hingga Senin siang.
Ketua Persatuan Toko Perhiasan di Kayseri Bazaar, Hakkı İsmail mengatakan bahwa emas senilai satu miliar dolar dari 67 toko di pasar bersejarah warisan Ottoman (Khilafah Utsmaniyyah) itu meleleh akibat kebakaran tersebut.
Ismail menuturkan, bukan hanya emas namun perak bernilai sekitar 200 ribu dolar juga melebur dalam kejadian itu.
“Sumber mata pencaharian bagi ratusan keluarga telah lenyap. Kami ingin penyebab kebakaran itu terungkap,” ujar dia.
“Sekitar lima puluh enam ribu dolar,nilai barang di dalam toko saya, dan sekarang semua menjadi abu,” ujar salah satu pemilik toko mengatakan dalam sebuah wawancara yang dikutip Kurdistan24.
Pihak berwenang setempat belum mengumumkan penyebab musibah ini, tetapi beberapa pemilik toko mengatakan kepada Kurdistan 24 bahwa kejadikan disebabkan oleh arus pendek listrik.
Kebakaran akibat arus listrik adalah masalah kronis di kota-kota Kurdi dan Iraq yang secara umum karena mereka menderita infrastruktur selama puluhan tahun dan standar keselamatan yang rendah, terutama di gedung-gedung tua.
Bulan Agustus, api yang sama membakar Pasar Qaisary Erbil dan dua bulan kemudian, kebakaran lain meletus di pasar pakaian Ibu Kota Kurdistan (Langa), menyebabkan ratusan ribu dolar dalam kerusakan baik bagi penjaga toko maupun pemerintah.
Qaisary adalah salah satu situs bersejarah yang terletak di Kota Kirkuk yang disengketakan. Pasar ini pertama kali dibuka tahun 1855 di masa kekuasaan Khilafah Ustmaniyah.
Pasar itu memiliki tujuh gerbang utama – yang dimaksudkan untuk melambangkan hari-hari dalam seminggu – yang membuka 24 jalur – jam di siang hari – dan berisi 356 toko.
Lantai dua terdiri dari 12 toko dan ruang pamer lainnya. Toko-toko menjual berbagai barang termasuk pakaian dan produk makanan.*