Hidayatullah.com—Polisi di Trinidad dan Tobago mengatakan masih berusaha untuk menemukan identitas 15 mayat yang ditemukan dalam sebuah perahu asal Mauritania yang ditemukan terdampar di negara di kawasan Karibia itu pada bulan Mei.
Diyakini para korban berusaha mencapai Canary Islands – kepulauan kecil dekat Afrika Utara dan Spanyol – untuk kemudian menuju daratan Eropa ketika perahu yang mereka tumpangi hanyut terseret arus.
Perahu tersebut kemungkinan terombang-ambing di Samudra Atlantik selama sekitar dua bulan sebelum ditemukan terdampar di Trinidad dan Tobago.
Asisten Komisioner William Nurse dari Kepolisian Tobago terlibat dalam penyelidikan dan merupakan bagian dari tim yang menemukan sisa-sisa kerangka di perahu tersebut.
“Itu adalah salah satu pengalaman paling mengerikan yang pernah saya lihat selama 38 tahun menjadi polisi,” katanya kepada presenter Newsday BBC James Copnall Jumat (13/8/2021).
“Saya bertanya pada diri sendiri … apa yang mereka coba hindari? Ke mana mereka akan pergi? Seperti apa kehidupan mereka sebelum meninggalkan negara asalnya?”
“Perahu itu itu cukup besar dengan mesin Yamaha yang sangat kecil dan bahan bakar yang sangat sedikit, sehingga tidak mungkin mereka bisa menuntaskan perjalanannya bila dilihat dari mana mereka berangkat dan tempat yang ingin mereka tuju.”
Dia mengatakan penyelidik telah dapat mengumpulkan beberapa sidik jari dan unit sibernya berhasil mengumpulkan informasi dari tujuh ponsel yang ditemukan di perahu tersebut.
Informasi tersebut sudah dibagikan kepada pejabat di Mauritania untuk mengidentifikasi mereka.
Dia menambahkan bahwa peristiwa seperti ini bukan insiden satu-satunya. Dia mendengar ada kapal-kapal lain yang hilang terbawa arus ke Atlantik, salah satunya terdampar di Turks dan Caicos dan satu lagi di Honduras.*