Hidayatullah.com—Albania mengusir duta besar dan seorang diplomat Iran, hari Rabu (19/1/2018), dengan alasan keamanan nasional. Tindakan pemerintah Tirana itu dipuji Amerika Serikat.
Dilansir DW, Kementerian Luar Negeri Albania mengatakan bahwa Tirana telah berkonsultasi dengan sekutu-sekutu internasionalnya perihal masalah itu, seraya menambahkan bahwa kedua diplomat Iran tersebut diusir karena “melanggar status diplomatik mereka.”
Penasihat presiden AS bidang keamanan John Bolton mengatakan bahwa pihaknya mendukung keputusan pemerintah Albania itu.
“Perdana Menteri Albania Edi Rama baru saja mengusir duta besar Iran, mengisyaratkan kepada para pemimpin Iran bahwa dukungan mereka terhadap terorisme tidak akan ditoleransi,” kata Bolton lewat akunnya di Twitter. “Kami berdiri bersama dengan PM Rama dan rakyat Albania sebagaimana mereka berdiri menghadapi perilaku Iran yang sewenang-wenang di Eropa dan di seluruh penjuru dunia.”
Albania bersitegang dengan pemerintah Iran sejak menampung sekitar 3.000 anggota Mujahedin-e-Khalq (MEK), yang merupakan kelompok oposisi Iran.
MEK –yang berbasis di Paris– berupaya mengakhiri kekuasaan pemerintah theokratik Iran, yang mencapnya sebagai kelompok teroris. Tuduhan terbaru yang dilayangkan Teheran terhadap MEK adalah bahwa kelompok itu menjadi otak aksi unjuk rasa awal bulan ini.
MEK –yang sebelumnya pernah dicap sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat– juga dituduh melakukan operasi telik sandi untuk kepentingan Israel dan Amerika Serikat.
Iran terkait dengan sejumlah pembunuhan atas anggota dan tokoh MEK dan orang Kurdi-Iran di berbagai negara Eropa.*