Hidayatullah.com — Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan tidak akan membiarkan Taliban mengubah Afghanistan menjadi tempat berkembang biak bagi terorisme.
Jika itu terjadi, NATO siap melancarkan serangan dari jarak jauh sebagai konsekuensi tanggung jawab Taliban yang telah merebut kekuasaan. Pada 15 Agustus lalu, Taliban memasuki Kabul, merebut istana presiden dan kepemimpinan de facto Afghanistan.
“Mereka yang sekarang mengambil alih kekuasaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa teroris internasional tidak mendapatkan kembali pijakan mereka,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan di Brussels.
“Kami memiliki kemampuan untuk menyerang kelompok teroris dari jarak jauh, jika kami melihat kelompok teroris lagi mencoba membangun diri mereka sendiri dan merencanakan, mengatur serangan terhadap sekutu NATO dan negara mereka,” tegasnya.
Memberantas organisasi Al-Qaeda dan kepemimpinannya adalah salah satu alasan Barat untuk menginvasi Afghanistan pada tahun 2001.
Ketika NATO musim panas ini menyelesaikan operasi militer setelah hampir dua dekade, Taliban dengan cepat maju. Kelompok gerilyawan merebut kota-kota terbesarnya dalam hitungan hari, bukan bulan yang diprediksi oleh intelijen AS.
Pekan lalu intelijen AS mengatakan Taliban akan dapat mengepung Kabul, dalam waktu 30 hari dan merebut kota penting itu dalam waktu 90 hari.
Pengambilalihan ibu kota, secara cepat membuat ribuan orang melarikan diri ke bandara kota berharap penerbangan evakuasi.
Pada kesempatan itu, Stoltenberg meminta Taliban untuk memfasilitasi keberangkatan semua orang yang ingin meninggalkan negara itu. Ia juga mengatakan sekutu pertahanan Barat telah setuju untuk mengirim lebih banyak pesawat evakuasi ke Kabul.