Hidayatullah.com — Baru-baru ini dua negara Afrika, Maroko dan Ethiopia, memutuskan untuk membeli pesawat tak berawak (UCAV) atau drone Turki yang terkenal sudah teruji dalam berbagai konflik internasional, lapor sumber yang dekat dengan kesepakatan itu pada Jumat (15/10/2021).
Namun, pengiriman drone ke Ethiopia berisiko memicu gesekan hubungan yang sudah tegang antara Turki dan Mesir. Pemerintah Kairo berbeda pendapat dengan Addis Ababa terkait kebijakan bendungan pembangkit listrik tenaga air di Sungai Nil.
Turki, Ethiopia dan Maroko belum secara resmi mengumumkan kesepakatan pembelian drone bersenjata. Namun, beberapa sumber yang mengetahui hal tersebut memberikan rincian kepada Reuters.
Seorang pejabat Turki mengatakan Ethiopia dan Maroko ingin membeli drone Bayraktar TB2 dengan kesepakatan yang juga mencakup jaminan suku cadang dan pelatihan.
Sementara pejabat lain, yang namanya tidak ingin disebut, secara terpisah mengatakan bahwa Maroko sudah menerima drone bersenjatanya. Itu merupakan pengiriman gelombang pertama yang mereka pesan pada Mei.
Beberapa media di Maroko juga sempat memberitakan kedatangan drone dari Turki. Sebuah halaman Facebook yang mengidentifikasi dirinya sebagai forum militer tidak resmi Maroko melaporkan bulan lalu bahwa pengiriman TB2 pertama dari pesanan 13 telah tiba dan bahwa angkatan bersenjata telah mengirim petugas ke Turki untuk pelatihan pilot.
Ethiopia juga berencana untuk membeli drone tetapi status pesanan itu kurang jelas, kata utusan itu.
Narasumber tidak mengatakan berapa banyak drone yang terlibat dalam pembelian ini atau memberikan rincian jumlah dana yang keluar.
Ukraina dan Polandia juga memesan drone bersenjata Turki, yang menurut para ahli militer lebih murah daripada milik Israel, China dan AS.
Data resmi menunjukkan ekspor pertahanan dan penerbangan Turki ke Maroko dan Ethiopia meningkat tajam dalam dua bulan terakhir.
Sementara itu pihak Ethiopia dan Maroko tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait masalah ini.
Bayraktar TB2 UCAV adalah pesawat tempur tak berawak Turki dengan ketinggian menengah dengan daya terbang tinggi. Drone dan persenjataannya mampu dikendalikan dari jauh.*