Hidayatullah.com–Ada masa dalam peradaban Islam ketika kaum Muslimin begitu dekat dengan ilmu. Di pasar-pasar, toko-toko, dan di berbagai tempat bekerja begitu banyak orang-orang berilmu. Tak heran bila di antara ulama itu pekerjaannya menjadi tukang sepatu dan sandal. Mereka profesinya ulama atau dai, tapi pekerjaannya tukan sepatu.
Contohnya adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Husain bin Duma an-Ni’ali, ulama Baghdad (431 H). Pamannya juga seorang ulama, namanya Abu Bakr Muhammad bin Ishaq an-Ni’ali (370 H).
Ada pula ulama periwayat Hadits yang mencari nafkah dengan membuat dan menjual sandal. Misalnya Abu al-Hasan Muhammad bin Thalhah an-Ni’ali (413 H). Juga cucunya yang bernama Abu Abdillah al-Husain bin Ahmad an-Ni`ali. (al-Ansab, 5/509).
Para periwayat Hadits dan ulama ada pula yang berprofesi sebagai penjual sepatu. Ulama yang semacam ini disebut dengan nama al-hadzdza`.
Contohnya adalah Abdullah bin Abdirrahman al-Hadzdza’ yang memiliki laqab (julukan) Bulbul. Juga Muhammad bin Salim al-Hadzddza’ yang memiliki julukan Hamdun. Ada lagi Katsir bin Ubaid al-Himshi al-Hadzdza’.
Adapun nama Khalid bin Mihran al-Hadzdza’, bukanlah penjual atau pembuat sepatu. Ia dikenal dengan penisbatan itu karena tinggal di atas toko sepatu. (al-Ansab, 2/190).
Nah, kini ada seorang dai yang pekerjaan sehari-harinya tukang sepatu. Namanya Ustadz Junaedi di Pasuruan Jawa Timur. Tepatnya, kiosnya berada di pinggir perempatan jalan dekat pintu tol Pasuruan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dai adalah profesi mulia dan terhormat, lalu menjadi tukang sepatu. Apakah Ustadz Junaedi tidak malu? Ikuti kisahnya dalam videdo disini Profesinya Dai, Pekerjaannya Tukang Sepatu
Saksikan juga video sangat menarik Kiat Ulama Mencari Nafkah