Hidayatullah.com—Putri dari presiden Filipina Sara Duterte memasukkan berkas pendaftaran pencalonan dirinya sebagai wakil presiden dalam pemilu 2022. Dia diajukan oleh calon presiden Ferdinand Marcos Jr, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos.
Putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan maju sebagai calon wakil presiden dalam pemilu tahun depan, kata badan pemilihan umum negara itu hari Sabtu (13/11/2021) seperti dilansir DW.
Sara Duterte mencalonkan diri sebagai wapres mendampingi Marcos Jr setelah kandidat dari partainya sendiri menarik diri dari kontes, kata jubirnya Christina Garcia-Frasco dalam sebuah pernyataan.
Seorang pengacara menyerahkan sertifikat pencalonan Sara Duterte untuk partai politik kanan-tengah Lakas-CMD, yang baru dua hari dimasukinya.
Pengumuman hari Sabtu itu mengakhiri spekulasi beberapa bulan terakhir perihal rencana politik putri orang kuat Filipina itu. Ayahnya sudah mengumumkan akan pensiun dari politik setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir.
Sebelum ini Sara berulang kali mengatakan tidak tertarik mencalonkan diri sebagai presiden, meskipun jajak pendapat publik secara konsisten menunjukkan dia merupakan kandidat yang paling disukai.
Walaupun demikian, dia pernah menyatakan keinginannya untuk membentuk aliansi dengan kandidat presiden lain, Ferdinand Marcos Jr, putra mendiang diktator Filipina yang digulingkan oleh demonstrasi rakyat pada tahun 1986.
Marcos Jr, yang populer dengan panggilan Bongbong, mengumumkan pencalonannya pada awal Oktober. Ketika itu dia sudah mengungkapkan dukungannya kepada Sara Duterte sebagai wakil presiden.
Keputusan Sara untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden membuat Marcos Jr berada dalam posisi yang kuat untuk memenangkan kursi kepresidenan. Bongbong menempati peringkat kedua dalam jajak pendapat publik, setelah Sara.
Di Filipina presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah.
Sara, yang berprofesi sebagai pengacara sebelum terjun ke dunia politik, mengajukan pencalonan diri sebagai walikota Davao untuk periode ketiga pada bulan Oktober. Davao merupakan kota terbesar ketiga di Filipina.
Namun, pada 9 November dia mencabut pencalonannya itu, kemudian keluar dari partainya dan bergabung dengan Lakas-CMD, partai bentukan Gloria Arroyo, bekas presiden Filipina yang juga teman baik politik Sara Duterte.*