Hidayatullah.com–Empat pembantu senior Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, termasuk kepala stafnya, mengundurkan diri pada hari Kamis (3/2/2022).
Kepala Staf Dan Rosenfield menyerahkan surat pengunduran dirinya setelah direktur komunikasi Johnson, Jack Doyle, dan kepala kebijakan, Munira Mirza, lebih dulu berhenti pada hari yang sama.
Martin Reynolds juga mengundurkan diri pada hari Kamis sebagai sekretaris pribadi utama perdana menteri.
PM Johnson “mengucapkan terima kasih [kepada Rosenfield dan Reynolds] atas kontribusi signifikan mereka kepada pemerintah dan No 10, termasuk peran mereka dalam penanggulangan pandemi dan pemulihan ekonomi,” kata juru bicara Downing Street. seperti dilansir DW.
Mirza menyebut komentar tajam PM Johnson kepada pemimpin oposisi Keir Starmer pada hari Senin sebagai alasan pengunduran dirinya. Johnson membuat tuduhan keliru tentang pemimpin Partai Buruh itu ketika menjabat sebagai direktur penuntutan publik yang gagal menyeret ke meja hijau pesohor Jimmy Saville atas kejahatan pedofilia yang dilakukannya.
Komentar Johnson itu menyulut suara protes, bahkan sekutu politiknya Menteri Keuangan Rishi Sunak, menjauhkan diri dari komentar tersebut.
Kepala Staf Rosenfield meninggalkan jabatannya setelah bekerja hanya satu tahun. Doyle dan Reynolds keduanya terlibat dalam apa yang disebut skandal “party gate”, pesta yang digelar PM Johnson dan stafnya di kantor sementara pemerintah memberlakukan pembatasan ketat Covid-19 yang melarang orang berkumpul di ruang tertutup beramai-ramai.
Reynolds mengirim email kepada rekan-rekan kerjanya pada Mei 2020, memberi tahu mereka agar “membawa minuman keras kalian sendiri” ke pertemuan yang digelar di kantor.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Doyle dituding menghadiri setidaknya satu dari acara-acara tersebut, yang sekarang sedang diselidiki oleh polisi atas dugaan pelanggaran aturan lockdown Covid-19.
Johnson sendiri menghadapi tekanan yang semakin kuat untuk segera mengundurkan diri, termasuk desakan dari rekan sesama Partai Konservatif, setelah pada akhirnya dia meminta maaf dan mengakui turut hadir dalam pesta tersebut – yang sempat dibantahnya beberapa kali.*